Sabtu, 14 Desember 2013

PRANG PINGPONG CIE CIE

PRANG PINGPONG CIE CIE

Pprranggg…

“eh.. apaaan sih lo?”
“Elu yang apaann!!!”
“Lo yang apaan!!!!!!!! “
“Ngajak gelut ya nih cewek satu!!!”
“Situ yang cari masalah duluan!!!”
“Ni orang kenapa sih marah marah mulu?”
“Iihhh dasar ya cowok tuh nyebelin!!”
Asada dan Taiyo, hmm… Mereka emang gak pernah akur, musuh bubuyutan dari kecil. Mereka awet banget loh pemirsa. Dari PG sampe SMP, mereka selalu sekolah di tempat yang sama dan selalu sekelas. Tapi, dari dulu, gak ada tuh yang namanya temenan atau sahabatan diantara mereka. Yang ada malah saingan.

Walaupun mereka kayak gitu, ternyata jaaaaauuuuuhhhh di dari lubuk hati yang paling dalam sampe ke sudut-sudut hatinya, mereka saling..saling.. Yah, gitu lah! Dan sebenernya, Taiyo udah mulai ada rasa sama Asada sejak masuk kelas 9. Istilah kerennya sih falling in love in the first time. Ah, apalah itu namanyaauthor gak ngerti #maklum, baru lulus SD sih!
Gara-gara ada keributan di pagi hari yang sebenernya cerah, indah, aman dan damai, anak asrama pada keganggu karena mendengar keributan dari lantai bawah.
“Hooooooohhhhhh! Ada apaan sih? Ane kan lagi dalam prosesi ‘Sleeping Beauty’ alias tidur kecantikan. Ntar wajah ane nan indah menawan jadi mengkerut kemudian menciut. Oh, itu tidak boleh terjadi!” Touko yang udah kesel, bangun dari tidurnya dan melihat ada apa di bawah.
“Waaaduh! (nepok jidat) perang dunia ke…… 1, 2, 3, 4, 5,…….mmm…. ke 10! Telah terjadi!” kemudian, Touko jadi lebay.
“Hoooaaamm…. Hoadwa apawan hih? Gagu owang tiduw ajwah! (ada apaan sih? Ganggu orang tidur aja!) Huuuaahh…” Michiko yang bener-bener keganggu tidurnya terpaksa bangun karena udah gak bisa dibuat tidur lagi.

“Hah? Kancil dan buaya buntung ngadain konser metal?!” Ren yang abis mandi ikutan nimbrung.
Semua anak asrama menghentikan aktivitasnya masing-masing dan melihat FTV tanpa layar di lantai bawah yang diperankan oleh Asada dan Taiyo. Konflik yang lagi memuncak gini, emang paling seru buat ditonton!
“Heh, bisa diem gak? Gua mau ngomong dulu!”
“Sorry, mulut gue gak bisa berenti dan gue gak akan ngasih kesempatan lo buat ngomong!”
“Ayo, Asada! Hajar terus si Taiyo! A-SA-DA! A-SA-DA! A-SA-DA!” Sekime malah mendukung.
“Hey, hey, udah, udah, jangan berantem terus dong! Kalian ini kaya anak kecil aja deh, masalah sepele gini aja jadi berantem. Udah, udah!” Hana mencoba melerai asada dan Taiyo.
“Diem lo! Gak usah ikut campur!”
Bukannya udahan, mereka malah marahin Hana. Hana langsung pergi untuk bergabung bersama teman-temannya di lantai 2. Daripada dimarahin lagi, mending nonton aja deh. Penasaran juga sama kelanjutan pertengkaran mereka.

“Sok lah! Emang mau ngomong apa lo, hah?”
“Elu cantik!”
“Udah tau!”
“Elu manis!”
“Yaiyalah!”
“Mau gak jadi pacar gua?!”

Suassana hening sesaat, plakon FTV tanpa kabel pun ikutan diem. Anak asrama kaget, kenapa Taiyo bisa nembak Asada dalam kondisi yang kayak gini. Kemudian..
“Gamau! Ngapain gue pacaran sama orang bulukan kaya lo?!”
“Euh, enak aja lu ye! Lu tuh yang bulukan! Sisikan malah, kaya ratu uler!”
“Apa lo bilang?! Gue sisikan? Gue pites juga lo!” Asada mengepalkan tangannya kea rah wajah Taiyo.
“Oke. Elu boleh nonjok gua tapi, syaratnya, elu kudu jadi pacar gua!”
“Aaah, iya, iya deh, gue terimaaa!”
Dzig! Dzig! Dzig! Ouch! Hiyyaaaaaa!! Waatttttttttttttaaaaaaaaawwwwww!! Uwaaaaaaa!! Tengkyu~~
Anak asrama makin terkejut setelah Asada menerima pernyataan cinta Taiyo. Semuanya diam mematung dan bengong beberapa lama.
“Tak ku sangka….. Kalian…. Ja….jadian..?!..” Aoi terkejut dengan wajah kaya pisang goreng.
“Dengan keadaan seperti ini?!..” Kazu melanjutkan.
“Sambil bertengkar?!..” Kuk melanjutkan.
“WOOOW, AMAZING!” tiba-tiba Ren berseru (niatnya sih cuman ngelanjutin kata-kata Kuk).
“WOY, APAAN SIH?! SIRIK AJA LO!” Asada dan Taiyo berteriak pada Aoi, Kuk dan Kazu juga Ren yang saat ini sedang bergaya dengan mengacungkan jarinya membentuk V sambil sentados (senyum tanpa dosa).
Sejak saat itu, hubungan mereka jadi makin deket dari biasanya meskipun ada aja adu mulutnya tapi, kalo udah ya udah.  Sampe suatu ketika, tepat di satu minggu setelah kejadian itu…
“Ayolah, beri aku kesempatan, kapan lagi aku bisa belajar ekting?” Ritsu memohon pada Miru.
“Oke. Tapi, ini yang terakhir ya. Kalo masih gak bisa, aku gak akan mau ngajarin kamu lagi.”
“Baik, aku ingin adegan berantem sama tomcat, bisa?”
“Hmm..bisa aja sih, walau agak susah tapi, lebih baik aku ngajarin kamu adegan nabrak orang dulu deh. Gimana?”
“Ah, aku malas kalo nabrak orang. Hmm… yang kaya film-film romantis gitukan? Ih, itu kan menjijikan! Kamu aja yang ekting, aku cuma liat.”
Miru yang pernah jadi artis figuran paling terkenal se tanah air mulai menjelaskan beberapa trik. Tentu saja, lawan main juga harus tau triknya dong. Miru memanggil Taiyo untuk membantunya (Taiyo kan jago kalo urusan ginian). Saat mencontohkan adegan tersebut, Miru dan Taiyo terpeleset oleh kulit pisang yang barusan dilemparkan Hito.
Set! Duak! Gubrak! Aw!

Tsah! Miru terjatuh di atas tubuh Taiyo. Bukannya membantu, Ritsu malah tertawa dan tepuk tangan kemudian menunjuk mereka seperti sedang melihat sirkus.
“Wuuuuuww!! Itu sangat hebat! Bolehkah kau mencontohkannya lagi untukku?” tanya Ritsu dan kemudian tertawa kembali.
Di saat yang bersamaan, Asada yang abis beli takoyaki melewati mereka. Betapa terkejutnya ia saat melihat pemandangan paling uwow di depan matanya. Asada bengong, takoyaki yang daritadi dipengangnya terjatuh dan menimpa kepala Suki yang sedari tadi tidur terlentang di lantai seperti korban G30S/PKI.
“KAMU!” seru Asada kemudian meninggalkan ruang tengah asrama.
Ritsu yang tadinya ketawa terbirit-birit, sekarang diam mematung. Miru bangun dari jatuhnya kemudian menginjak perut Taiyo. Dengan disertai rasa sakit yang teramat sangat, Taiyo bangun dan berlari mengejar Asada. Suki yang baru bangun dari tidur nyenyaknya datang menghampiri Miru dan Ritsu.
“Hm…ada apa sih?” tanya Suki polos.
Miru hanya mengangkat bahu dan Ritsu menunjuk Miru seakan akan Ritsu menumpahkan kesalahan pada Miru. (Jadi yang sebenernya salah siapa sih? Pastilah author)
“Asada!” panggil Taiyo sambil menarik tangan Asada.
Asada membalikkan tubuhnya dengan wajah yang sangat kesal. Kemudian, Taiyo berlutut dihadapan Asada sambil ngasih bunga dengan tatapan sedikit kesal dan sebal.

“Maaf!”
“Enggak!”
“Maaf gak?!”
“Gue bilang enggak ya enggak!”
“Elu kenape sih marah-marah mulu?!”
“Emang kenapa? Masalah buat lo? Lagian, ngapain tadi mesra-mesraan sama Miru?!”
“Itu kan gak sengaja! Lu ngertiin dong! Kita lagi ngajarin Ritsu ekting!”
“Ah, alesan aja!”
“Maaf!”
“Enggak!”
“Ih, maaf lah…!”
“Iya deh.” Asada menerima bunga dari Taiyo.
“Thanks.” Taiyo lega.
“Gue bilang enggak ya enggak! Bisa denger gak sih? Budek ya?!” Asada malah mukul Taiyo pake bunga yang tadi diterimanya.
“Oke, gua terima lu gak maafin gua. Jadi, mau apa sekarang?!”
“PUTUS!!!”
“Gak boleh!”
“Eh, kenapa? HAK dong!”
“Karena lu udah mukul gua!”
“Maaf..!”
“Enggak!”

“Heh, kalian ini apa-apaan sih? Udah malem masih aja adu mulut! Berisik taoo! Ganggu orang aja! Emang ini apa masalahnya sampe ada acara ginian, hah?” Koyoi melerai mereka.
Asada dan Taiyo saling membuang muka dan saling menunjuk.
“Oke, sekarang, apa yang kalian mau biar kalian gak rebut lagi?”
“MINGGIR!” Asada mendorong tubuh Koyoi.
Asada dan Taiyo saling bertatapan dengan tatapan sinis dan penuh amarah. Mereka memicingkan mata, menggigit lidah dan bibir masing-masing tanda kekesalan, alis naik turun, para penghuni asrama mendapatkan bioskop Indonesia paling real disini.
“Haduuuh, apa ya yang bakal dikatakan Taiyo?” tanya Sekime sambil menggigil.
“Apa dia mau bilang kata kasar?” lanjut Kuk.
“Atau malah minta balikan?” sambung Kazu.
“Aku gak tau harus bilang apa..” kata Ren sambil bengong.
Acara tatap menatap berlangsung selama 3 hari 4 jam 5 menit 6 detik boong deng, cuman semenit aja kok, soalnya matanya keburu perih.

“KITA PUTUUUUUUUSSSSSS!!!!!!!!!!! Haaaaaaaaiiiiiiiyyyyaaaaaa!!!!!” keduanya saling bergelut.
Asada sudah siap dengan sarung tinjunya, siap memukul apa saja yang ada pada Taiyo. Taiyo pun gak mau kalah, dia udah siap dengan jurus tinjakwondonya. Gak sampe semenit, pertarungan bubar. Suasana hening sesaat.
“Udah?” tanya Miru.
“Cuman segitu?” lanjut Kuk.
“Putus weh?” sambung Kazu.

Plok! Plok! Plok! “KEREN, KEREN! BISA DIULANGI? MAU DIREKAM NIH!!” Ren menimpali.
“GAK!” seru Asada dan Taiyo pada Ren dengan rasa amarah yang amat sangat.
Hampir semuanya bubar, ada satu yang ketinggalan, mungkin ini bisa dijadikan iklan setelah FTV tanpa layar selesai. Suki celingak-celinguk di tengah ruang tengah dengan noda takoyaki diwajahnya. Matanya setengah terbuka, ia mengelap ingus yang meler dari idungnya.
“Hmm..gak ada apa-apa juga. Tadi yang berisik apaan ya? Mungkin mimpi aja.”
Kemudian, dia tidur di sofa ruang tengah saking masih ngantuknya #so?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar