PRANG PINGPONG CIE CIE
Pprranggg…
“eh.. apaaan
sih lo?”
“Elu yang
apaann!!!”
“Lo yang
apaan!!!!!!!! “
“Ngajak
gelut ya nih cewek satu!!!”
“Situ yang
cari masalah duluan!!!”
“Ni orang
kenapa sih marah marah mulu?”
“Iihhh dasar
ya cowok tuh nyebelin!!”
Asada dan
Taiyo, hmm… Mereka emang gak pernah akur, musuh bubuyutan dari kecil. Mereka
awet banget loh pemirsa. Dari PG sampe SMP, mereka selalu sekolah di tempat
yang sama dan selalu sekelas. Tapi, dari dulu, gak ada tuh yang namanya temenan
atau sahabatan diantara mereka. Yang ada malah saingan.
Walaupun
mereka kayak gitu, ternyata jaaaaauuuuuhhhh di dari lubuk hati yang paling
dalam sampe ke sudut-sudut hatinya, mereka saling..saling.. Yah, gitu lah! Dan
sebenernya, Taiyo udah mulai ada rasa sama Asada sejak masuk kelas 9. Istilah
kerennya sih falling in love in the first time. Ah, apalah itu namanyaauthor
gak ngerti #maklum, baru lulus SD sih!
Gara-gara
ada keributan di pagi hari yang sebenernya cerah, indah, aman dan damai, anak
asrama pada keganggu karena mendengar keributan dari lantai bawah.
“Hooooooohhhhhh!
Ada apaan sih? Ane kan lagi dalam prosesi ‘Sleeping Beauty’ alias tidur
kecantikan. Ntar wajah ane nan indah menawan jadi mengkerut kemudian menciut.
Oh, itu tidak boleh terjadi!” Touko yang udah kesel, bangun dari tidurnya dan
melihat ada apa di bawah.
“Waaaduh!
(nepok jidat) perang dunia ke…… 1, 2, 3, 4, 5,…….mmm…. ke 10! Telah terjadi!”
kemudian, Touko jadi lebay.
“Hoooaaamm….
Hoadwa apawan hih? Gagu owang tiduw ajwah! (ada apaan sih? Ganggu orang tidur
aja!) Huuuaahh…” Michiko yang bener-bener keganggu tidurnya terpaksa bangun
karena udah gak bisa dibuat tidur lagi.
“Hah? Kancil
dan buaya buntung ngadain konser metal?!” Ren yang abis mandi ikutan nimbrung.
Semua anak
asrama menghentikan aktivitasnya masing-masing dan melihat FTV tanpa layar di
lantai bawah yang diperankan oleh Asada dan Taiyo. Konflik yang lagi memuncak
gini, emang paling seru buat ditonton!
“Heh, bisa
diem gak? Gua mau ngomong dulu!”
“Sorry,
mulut gue gak bisa berenti dan gue gak akan ngasih kesempatan lo buat ngomong!”
“Ayo, Asada!
Hajar terus si Taiyo! A-SA-DA! A-SA-DA! A-SA-DA!” Sekime malah mendukung.
“Hey, hey,
udah, udah, jangan berantem terus dong! Kalian ini kaya anak kecil aja deh,
masalah sepele gini aja jadi berantem. Udah, udah!” Hana mencoba melerai asada
dan Taiyo.
“Diem lo!
Gak usah ikut campur!”
Bukannya
udahan, mereka malah marahin Hana. Hana langsung pergi untuk bergabung bersama
teman-temannya di lantai 2. Daripada dimarahin lagi, mending nonton aja deh.
Penasaran juga sama kelanjutan pertengkaran mereka.
“Sok lah!
Emang mau ngomong apa lo, hah?”
“Elu
cantik!”
“Udah tau!”
“Elu manis!”
“Yaiyalah!”
“Mau gak
jadi pacar gua?!”
Suassana
hening sesaat, plakon FTV tanpa kabel pun ikutan diem. Anak asrama kaget,
kenapa Taiyo bisa nembak Asada dalam kondisi yang kayak gini. Kemudian..
“Gamau!
Ngapain gue pacaran sama orang bulukan kaya lo?!”
“Euh, enak
aja lu ye! Lu tuh yang bulukan! Sisikan malah, kaya ratu uler!”
“Apa lo
bilang?! Gue sisikan? Gue pites juga lo!” Asada mengepalkan tangannya kea rah
wajah Taiyo.
“Oke. Elu
boleh nonjok gua tapi, syaratnya, elu kudu jadi pacar gua!”
“Aaah, iya,
iya deh, gue terimaaa!”
Dzig! Dzig!
Dzig! Ouch! Hiyyaaaaaa!! Waatttttttttttttaaaaaaaaawwwwww!! Uwaaaaaaa!!
Tengkyu~~
Anak asrama
makin terkejut setelah Asada menerima pernyataan cinta Taiyo. Semuanya diam
mematung dan bengong beberapa lama.
“Tak ku
sangka….. Kalian…. Ja….jadian..?!..” Aoi terkejut dengan wajah kaya pisang
goreng.
“Dengan
keadaan seperti ini?!..” Kazu melanjutkan.
“Sambil
bertengkar?!..” Kuk melanjutkan.
“WOOOW, AMAZING!”
tiba-tiba Ren berseru (niatnya sih cuman ngelanjutin kata-kata Kuk).
“WOY, APAAN
SIH?! SIRIK AJA LO!” Asada dan Taiyo berteriak pada Aoi, Kuk dan Kazu juga Ren
yang saat ini sedang bergaya dengan mengacungkan jarinya membentuk V sambil
sentados (senyum tanpa dosa).
Sejak saat
itu, hubungan mereka jadi makin deket dari biasanya meskipun ada aja adu
mulutnya tapi, kalo udah ya udah. Sampe
suatu ketika, tepat di satu minggu setelah kejadian itu…
“Ayolah, beri
aku kesempatan, kapan lagi aku bisa belajar ekting?” Ritsu memohon pada Miru.
“Oke. Tapi,
ini yang terakhir ya. Kalo masih gak bisa, aku gak akan mau ngajarin kamu
lagi.”
“Baik, aku
ingin adegan berantem sama tomcat, bisa?”
“Hmm..bisa
aja sih, walau agak susah tapi, lebih baik aku ngajarin kamu adegan nabrak
orang dulu deh. Gimana?”
“Ah, aku
malas kalo nabrak orang. Hmm… yang kaya film-film romantis gitukan? Ih, itu kan
menjijikan! Kamu aja yang ekting, aku cuma liat.”
Miru yang
pernah jadi artis figuran paling terkenal se tanah air mulai menjelaskan
beberapa trik. Tentu saja, lawan main juga harus tau triknya dong. Miru
memanggil Taiyo untuk membantunya (Taiyo kan jago kalo urusan ginian). Saat mencontohkan
adegan tersebut, Miru dan Taiyo terpeleset oleh kulit pisang yang barusan
dilemparkan Hito.
Set! Duak! Gubrak! Aw!
Tsah! Miru
terjatuh di atas tubuh Taiyo. Bukannya membantu, Ritsu malah tertawa dan tepuk
tangan kemudian menunjuk mereka seperti sedang melihat sirkus.
“Wuuuuuww!!
Itu sangat hebat! Bolehkah kau mencontohkannya lagi untukku?” tanya Ritsu dan
kemudian tertawa kembali.
Di saat yang
bersamaan, Asada yang abis beli takoyaki melewati mereka. Betapa terkejutnya ia
saat melihat pemandangan paling uwow di depan matanya. Asada bengong, takoyaki
yang daritadi dipengangnya terjatuh dan menimpa kepala Suki yang sedari tadi
tidur terlentang di lantai seperti korban G30S/PKI.
“KAMU!” seru
Asada kemudian meninggalkan ruang tengah asrama.
Ritsu yang
tadinya ketawa terbirit-birit, sekarang diam mematung. Miru bangun dari
jatuhnya kemudian menginjak perut Taiyo. Dengan disertai rasa sakit yang
teramat sangat, Taiyo bangun dan berlari mengejar Asada. Suki yang baru bangun
dari tidur nyenyaknya datang menghampiri Miru dan Ritsu.
“Hm…ada apa
sih?” tanya Suki polos.
Miru hanya
mengangkat bahu dan Ritsu menunjuk Miru seakan akan Ritsu menumpahkan kesalahan
pada Miru. (Jadi yang sebenernya salah siapa sih? Pastilah author)
“Asada!”
panggil Taiyo sambil menarik tangan Asada.
Asada
membalikkan tubuhnya dengan wajah yang sangat kesal. Kemudian, Taiyo berlutut
dihadapan Asada sambil ngasih bunga dengan tatapan sedikit kesal dan sebal.
“Maaf!”
“Enggak!”
“Maaf gak?!”
“Gue bilang
enggak ya enggak!”
“Elu kenape
sih marah-marah mulu?!”
“Emang
kenapa? Masalah buat lo? Lagian, ngapain tadi mesra-mesraan sama Miru?!”
“Itu kan gak
sengaja! Lu ngertiin dong! Kita lagi ngajarin Ritsu ekting!”
“Ah, alesan
aja!”
“Maaf!”
“Enggak!”
“Ih, maaf
lah…!”
“Iya deh.”
Asada menerima bunga dari Taiyo.
“Thanks.”
Taiyo lega.
“Gue bilang
enggak ya enggak! Bisa denger gak sih? Budek ya?!” Asada malah mukul Taiyo pake
bunga yang tadi diterimanya.
“Oke, gua
terima lu gak maafin gua. Jadi, mau apa sekarang?!”
“PUTUS!!!”
“Gak boleh!”
“Eh, kenapa?
HAK dong!”
“Karena lu
udah mukul gua!”
“Maaf..!”
“Enggak!”
“Heh, kalian
ini apa-apaan sih? Udah malem masih aja adu mulut! Berisik taoo! Ganggu orang
aja! Emang ini apa masalahnya sampe ada acara ginian, hah?” Koyoi melerai
mereka.
Asada dan
Taiyo saling membuang muka dan saling menunjuk.
“Oke,
sekarang, apa yang kalian mau biar kalian gak rebut lagi?”
“MINGGIR!”
Asada mendorong tubuh Koyoi.
Asada dan
Taiyo saling bertatapan dengan tatapan sinis dan penuh amarah. Mereka
memicingkan mata, menggigit lidah dan bibir masing-masing tanda kekesalan, alis
naik turun, para penghuni asrama mendapatkan bioskop Indonesia paling real
disini.
“Haduuuh,
apa ya yang bakal dikatakan Taiyo?” tanya Sekime sambil menggigil.
“Apa dia mau
bilang kata kasar?” lanjut Kuk.
“Atau malah
minta balikan?” sambung Kazu.
“Aku gak tau
harus bilang apa..” kata Ren sambil bengong.
Acara tatap
menatap berlangsung selama 3 hari 4 jam 5 menit 6 detik boong deng, cuman
semenit aja kok, soalnya matanya keburu perih.
“KITA
PUTUUUUUUUSSSSSS!!!!!!!!!!! Haaaaaaaaiiiiiiiyyyyaaaaaa!!!!!” keduanya saling
bergelut.
Asada sudah
siap dengan sarung tinjunya, siap memukul apa saja yang ada pada Taiyo. Taiyo
pun gak mau kalah, dia udah siap dengan jurus tinjakwondonya. Gak sampe
semenit, pertarungan bubar. Suasana hening sesaat.
“Udah?”
tanya Miru.
“Cuman
segitu?” lanjut Kuk.
“Putus weh?”
sambung Kazu.
Plok! Plok! Plok! “KEREN, KEREN! BISA DIULANGI? MAU
DIREKAM NIH!!” Ren menimpali.
“GAK!” seru
Asada dan Taiyo pada Ren dengan rasa amarah yang amat sangat.
Hampir
semuanya bubar, ada satu yang ketinggalan, mungkin ini bisa dijadikan iklan
setelah FTV tanpa layar selesai. Suki celingak-celinguk di tengah ruang tengah
dengan noda takoyaki diwajahnya. Matanya setengah terbuka, ia mengelap ingus
yang meler dari idungnya.
“Hmm..gak
ada apa-apa juga. Tadi yang berisik apaan ya? Mungkin mimpi aja.”
Kemudian,
dia tidur di sofa ruang tengah saking masih ngantuknya #so?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar