Rabu, 28 November 2012

Baca Dulu Ini!

Sorry karena ada kesalahan mempostingkan ffnya, yang seharusnya lebih dulu malah di bawah, jadi ini urutannya. Soalnya banyak yang kelewat, coba cek apa aja yang belum kamu baca. Yang diberi tanda bintang, itu yang salah baru di posting
1.      We Are
2.      First Story Part 2
3.      Ledakan Rui
4.      Folio Effect
6.      Kidos Agent
13.  THANK KOYOI *
20.  TRAGEDY









SIDE STORY 2



Nah, sekarang kita balik lagi ke side story!!!! Asyikkkkk!!!! *Author riweuh sendiri. Tentu saja kalian sudah tahu apa itu Side story, biasanya yang ada di komik-komik itu, loh. nah, sekarang, kita akan mewawancarai author kita yang membahana…. Author N!!!!!
INTERVIEW..
All About We Are..
X         : “Selamat siang, malam, atau sore, pemirsa…. Kali ini dihadapan saya telah hadir seorang tamu kita, Author N! *semuanya bertepuk tangan.
Author N (selanjutnya disingkat N):  Yo…. Halo, saya adalah salah satu author di sini…. Saya author yang paling unyu-unyu. Saking unyunya, sering ditimpukin katel sama ibu-ibu tetangga.. #author P&S :itu sih gara-gara lu aja sering ribut gak jelas.
X         :  Ok, bagaimana pendapat anda tentang We Are? Apa kesan-kesan yang terdapat di dalam ceritanya?
N         :  hmmm… We Are merupakan hidup matinya jiwaku. Kalau gak nulis We Are, rasanya dunia ini sepi, suram, gak ada yang rame gitu. Kalau kesan di dalam ceritanya sebenarnya gak ada. Karena ini bukan cerita yang bermanfaat, melainkan bikin penyakit.
X         :  Ngomong-ngomong, kenapa di dalam cerita ini, terdapat banyak sekali backsound-nya? Lalu apa lagu kesenangan anda?
N         :  Ah, itu untuk menghidupkan cerita. Lagu yang paling saya suka, Noah, yang judulnya Eike Separuh… kalau Author P senengnya lagu Ritsu featuring Seungri Bigbang yang judulnya Kena Tilang, nah, kalau Author S, dia senengnya Big Dayoyet yang judulnya I Het Dis Lop Song.
X         :  apakah anda pernah merasa bosan untuk menulis cerita ini? Bagaimana hubungan anda dengan author lainnya dan para pemeran dalam cerita ini?
N         :  yah, sesama anak-anak orang gila, hubungan saya dengan author lainnya baik-baik saja. Kalau dengan pemeran, tentu saja ada pertentangan. Siapa, sih orang yang mau di jelek-jelekkin? Kalau masalah bosan atau nggak, bisa dikatakan bukan bosan lagi, tapi muak!
X         :  Apa yang membuat anda muak?
N         :  Di saat saya harus menulis segment saya, sangat sulit untuk berpikir menorehkan ide-ide baru. Terkadang saya dan author P terkena krisis mentok ide. Selain itu, tidak ada saat-saat tenang saat saya menorehkan karya saya, itu semua karena setelah menyelesaikan tulisannya, Author P pasti akan bertengkar hebat dengan para pemainnya. Itu membuat saya sangat frustasi.
X         :  Lalu bagaimana dengan Author S?
N         :  Kalau dia agak santai, karena dia bukan main author, ia bisa meluangkan banyak waktunya. Biasanya dia kabur keluar rumah bareng Kuk atau Touko yang biasanya jarang terlibat perkelahian.
X         :  Kalau begitu, bagaimana dengan kelanjutan We Are yang selanjutnya pada segment anda? Apakah akan menjadi genre yang berbeda?
N         :   Genre tidak akan berubah, seperti yang dikatakan di awal buku, bahwa genrenya comedy action atau horor. Nah, saat ini cerita mulai masuk ke permasalahan, dan satu persatu muncul peristiwa-peristiwa horor, sehingga membuat cerita menjadi lebih serius. Tapi akan kami usahakan, terutama di segment saya, untuk menambahkan unsur-unsur Comedy di dalamnya.
X         :  Lalu bagaimana untuk pembagian perannya? Dan bagaimana dengan latar tempat dari cerita tersebut.
N         :  sangat sulit untuk membagi peran teman-teman sekelas. Tapi akan kami usahakan ada semua, walau mungkin ada yang belum tersebut. Untuk latarnya sendiri, kami mengambil latar di Jepang, tapi saya juga masih bingung karena masih mengandung sesuatu yang ada di Indonesia..
X         :  Baiklah, pertanyaan terakhir, adakah pesan yang ingin disampaikan pada para pembaca?
N         :  Hmmm… ya. jadi, untuk para pembaca sekalian, kalian harus tetap setia membacanya! Kalau nggak, glundung pringis akan membunuh kalian! *wajahnya berubah jadi kayak setan. Udah, segitu aja *wajahnya kembali imut.

NEWS UPDATE
*      Nantikan kisah-kisah lebih menantang di We Are. Berita selengkapnya…..
*      Glundung Pringis melanda Kota Bandung. Berita selengkapnya…..
*      Big Dor Konser di Indonesia. Berita selengkapnya…..
*      Ritsu dan Seungri Bigbang mendapatkan penghargaan sebagai duet lagu terfavorit dengan judul Kena Tilang. Berita selengkapnya…..
*      Telah dirilis mini album GD dan Ritsu. Berita selengkapnya…..
*      Author N akan berperan di film Ketika Tomcat Bertasbih bersama dengan lawan mainnya, Pak Dayoyet dan anggota BBF. Berita selengkapnya…..
*      Author N memproduseri Filmnya sendiri yang berjudul Perahu Bocor. Berita selengkapnya…..
*      Isu terpanas yang sedang trend di pesbuk, Suki membuat skandal dengan atasan Tomcat. Berita selengkapnya…..






CRAZY BOY AND GIRL WITH TOMCAT SOUL ( Sesuatu banget bagian tiga [part 3])

sorry telat masukin!
-->
Author P Balik!
Nah, sekarang ceritanya rada mulai masuk ke permasalahannya. Mungkin adegan comedy-nya sedikit berkurang. Soalnya masuk ke genre horornya. He…. Ntar sama author lain aja Comedynya, ok?
gak tahu apa hubungannya

WARNING!!!! Bagian terakhir dari Crazy Boy and Girl with Tomcat Soul
“Tidak!”jerit Kuk. Lehernya semakin merah oleh cengkraman mahluk itu. Semakin sulit untuk bernapas bagi Kuk. Hidupnya bagaikan di ujung tanduk. Sebenarnya apa mahluk itu? tidak ada orang yang bisa melihatnya selain Kuk. Minato dan Sakurai merasa aneh dengan tingkah Kuk yang seakan sedang sekarat. Dalam kegelapan, Sakurai dan Minato mencoba membantu Kuk ditemani dengan cahaya HP Mitho.
“Ku…Kuk! Apa yang terjadi denganmu?!”Minato panik. Ia mencoba memegangi tangan Kuk yang sedari tadi tidak bisa diam.
“To…tolong aku…. mahluk itu nyekek aku!”ucap Kuk yang berusaha menjawab sambil melet-melet. Sakurai dan Minato makin bingung. Mereka tidak bisa melihat apa-apa dalam kegelapan tersebut selain Kuk dan barang-barang di ruang guru.
“Tapi gak ada apa-apa, kok. Mahluk apa? pocong? Kunti? Atau genderwo?”tanya Sakurai santai.
Clang…..
Lampu kembali menyala. Mahluk itu tiba-tiba menghilang. Kuk terjatuh lemas. Minato membantu Kuk untuk berdiri. Sedangkan Sakurai asyik dengan mengorek hidungnya.
“Lalu? Mana mahluk itu?”tanya Sakurai lagi. Minato juga sangat penasaran.
“Meneketehe! Udah ilang, tuh! Uhuk..uhuk…”
“Kamu gak papa?”Minato khawatir. Kuk ngangguk. “Ayo kita ke UKS, kamu harus istirahat di sana”lanjut Minato. Sakurai dan Kuk pun menyetujuinya.   
***
“Kau?”Ren menghampiri seseorang yang kini terduduk di depan Ritsu. Butuh beberapa detik untuk dapat mengamati orang tersebut. Bagaikan ada lampu Philip di atas kepalanya, Ren dapat menyadari siapa orang itu.
“Ayumi, kan?”tanyanya meyakinkan. Seseorang yang bernama Ayumi (Ervina) itu pun mengangguk. Ritsu hanya menggeleng. Ia tidak dapat mengingat siapa itu Ayumi. Yang jelas ia pernah melihatnya, tapi entah di mana.
“Ah, sudah lama gak ngeliat kamu. Mendingan kita ngobrol di ruang tengah, yuk”Ren menuntun tangan Ayumi. “Oh, iya. Ritsu, tolong buatkan jus Tomcat, ya! yang enak, loh”lanjutnya lagi.
‘Sialan, tuh orang udah nabrak bukannya minta maaf malah pergi aja. Si Ren juga pake nyuruh orang seenaknya. Awas, aja, ntar… lihat pembalasanku’ucap Ritsu dalam hatinya yang sedang dongkol ala-ala Tutur Tinular.
Karena kesal, Ritsu memasukan racun tikus ke dalam jus Tomcat yang dibuatnya. Tetapi betapa kecewanya ia saat Ren dan Ayumi berkomentar bahwa jus itu enak sekali. Bahkan wajah mereka tambah berseri-seri. Setelah itu, mereka terlibat pembicaraan yang lagaknya penting selama tujuh belas jam. Bohong, deng, cuman satu jam, kok.
“Oooooh! Jadi kamu Ayumi yang dulu sekelas sama kita, ya? anak yang pindah ke Indonesia karena ikut ayahmu bekerja, kan? Wah, sorry, sob, aku lupa. Tadi aku masukin racun tikus ke dalam minuman kalian karena kesal. Hehehe… kirain orang aneh, sih”Ritsu menggaruk-garuk kepalanya walaupun tidak gatal. Dengan santainya ia minta maaf.
“Apa?! kurang ajar! Gimana kalau aku sama Ren mati?!”
“Yah, mau bagaimana lagi? Dia sudah mati, tuh”tunjuk Ritsu pada Ren yang sudah terkapar dengan mulut penuh dengan busa.
“Waduh!”
“Ehe… oh iya, dalam rangka apa, ente ke sini lagi?”tanya Ritsu sambil menyeruput jus Tomcat campur racun tikusnya. Ia lupa kalau ia juga memasukan racun tersebut ke dalam jusnya. Ah, tapi gak masalah, Ritsu kuat, kok *author maksain.
“Hmm… aku ke sini mau menyampaikan sesuatu. Sebelumnya, biar bundadari yang ngejelasinnya. Bundadari, ayo keluar!”bundadari pun keluar dari balik pintu asrama.
“Se..sejak kapan dia di sana? Siapa itu bundadari? Dan, kenapa dia pake sandal jepit?!”Ritsu histeris. Ayumi melihatnya dengan tatapan yang artinya ‘Lebay banget nih orang, kalau aja ada palu, udah kugetok’
“Aduh, masa gak tahu saya, sih? Saya bundadari, yang main sinetron di RCTI. Saya ke sini mau memberitahukan sesuatu, sesuatu yang penting”ucap bundadari sembari memainkan bulu-bulu sayapnya. Ayumi yang sudah terbiasa melihatnya, bersikap santai saja. Berbeda dengan Ritsu yang sedari tadi mangap gede banget.
“Kau kena kutukan. Kutukan yang sangat hebat, fantastis, bombastis, membahana, wow banget, kece, up to date, dan….”sebelum menyelesaikannya, Ayumi sudah menutup mulut bundadari dengan kaos kaki Ren.
“Maksud bundadari, kau terkena kutukan dendam arwah Tomcat yang kemarin kamu pukul di sekolah”jelas Ayumi sembari menutup hidungnya dengan sebelah tangan. Bulu-bulu sayap bundadari rontok saking gak nahan bau kaos kaki Ren.
“Hah?! Tomcat?! Emangnya apa yang salah kalau membunuh Tomcat? Kalau digigit gimana, hayo?”Ritsu membela diri. Merasa dirinya sama sekali tidak bersalah. Padahal jauh di dalam lubuk hati Tomcat, ia sangat terpukul dengan sikap Ritsu di alam sana.
“Yah, gak tahu. Itukan pikirannya si Tomcat. Pokoknya aku sama bundadari cuman mau ngasih tahu itu, aja. Oh, iya. Kalau ada masalah, hubungi aku aja, aku buka stand peramal, kok di Shibuya”Ayumi melempar kaos kaki Ren sekaligus membebaskan bundadari dari penderitaan.
“Huh, untung aku masih hidup. Oh, iya. Ayumi, kita harus segera pulang, kalau nggak, sinetron Putri yang ditukar kelewat. Padahal kemaren kan episodenya lagi rame-rame, si Amiranya mau ketabrak odong-odong mang Urip” *author ngarang, abisnya gak pernah nontong begituan.
“Ah, benar juga. Ritsu, pokoknya mulai sekarang harus berhati-hati. Soalnya akan terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan. Bye….”lanjut Ayumi seraya meninggalkan asrama. Ritsu tercengang mendengarnya.
“Hii……apa aku pindah aja, ya?”Ritsu beranjak dari duduknya hendak berlari ke dalam kamarnya.
“Tunggu! Jangan tinggalin aku lagi!”nah, si Ren hidup kembali. sungguh suatu keajaiban.
***
RUI POV
Payah, aku malah tersesat di hutan gede yang gelap ini. Ini semua gara-gara aku harus menyelamatkan diri dari Pak alay tadi. mudah-mudahan yang nggak berhasil nyelametin diri selamat sentosa, deh. Oh, iya. Di jalan, maksudku di hutan ini tadi gak sengaja aku bertemu dengan Touko, jadi terpaksa sekarang kita tinggal berdua di hutan, dan sepertinya harus menginap di hotel dengan pemandangan alam ini #halah!
“Aduh, aku tatut banget, nih. gimana kalau ada monster berdarah lagi? Hiii…..!”Touko membuka suara. Padahal tadi dia diam seribu bahasa. Seakan ada lalat nyangkut di pita suaranya. Aku diam tidak menjawab.
“Woy, jawab, dong…. Sepi, nih”ucapnya lagi. Ya, terus aku harus jerit-jerit sambil keliling hutan sepuluh kali, gitu? Memangnya aku harus ngomong apa? aku jawab juga gak penting. Lagi pula aku gak tahu apa itu monster berdarah.
“Wooooy!”kali ini tuh bocah teriak. Keras banget, sampai kuping imutku rasanya ingin lepas dari kepalaku.
Kresek… kresek..kresekkk…. semak-semak sekitar bergerak-gerak.
“Ssssstttt…”
“Apa itu?”
“Menekutejreng!”
“Ih, aku takut”
“Bawel ah”
“Gimana kalau itu monster, terus ngebunuh aku yang masih muda ini?”
“Bodo amat, emangnya aku emakmu?”
Kresek…kresekk…duagh! Prakkk! Duar! Krumpyang! Jbrusshhh! Dor! Tet..tot..tet!
“………….”aku dan Touko hanya diam mendengar suara aneh itu dari balik semak-semak.
Jreng! Jreng! Jreng! Dan ternyata mahluk di balik semak itu adalah….
“AOI?!”teriakku.
“Yo, ada apa bro?”
RUI POV END
***
“Waaaaa…!”
“Apa-apaam ini? Siapa yang tega numpuk orang-orang di UKS? Benar-benar gak punya perasaan”Sakurai berkomentar.
“Hey, udah tinggalin aja mereka. Aku takut ada mahluk lagi di sini. Mending balik aja ke asrama, yuk”bujuk Kuk sembari menggoyang-goyangkan tangan Sakurai.
“Kalian duluan aja, aku yang ngeberesin mayat-mayat terabaikan ini”Minato masuk ke dalan UKS dengan bersusah payah untuk menjadi relawan.
“Sip, kamu bangunin mereka, ya. aku mau balik dulu ke asrama”dengan dinginnya Kuk meninggalkan Minato sendirian.
***
“Nah, loh, sekarang kita gimana?”Ren bersenbunyi di balik gorden jendela kamar Ritsu.
“………. Ren, inikan kamar perempuan. Bisa gak, pindah ke kamar sendiri?”
“Gak ah, takut”
“Huu….. eh? Itu…..”Ritsu menunjuk kaki Ren.
“Apa? ada apa? woy, apa?”
“Itu……”
“Apa? apa ada sesuatu? Ayo cepat katakana!”
“……….”
“Woy!”
“Itu, ada gelundung pringis di kaki kamu!”
***
Huwaahhh….. akhirnya part ini selesai juga. Sedikit banget, ya? hahaha… biarin aku ini yang nulis. Jadi terserah aku. Nah, kalian belum tahu glundung pringis, kan? Glundung pringis adalah hantu kepercayaan daerah Yogyakarta, itu adalah hantu tanpa kepala, biasanya, kepalanya bisa menggelinding ke arah kita sambil nyengir atau pringas-pringis serem gitu, nah, badannya mah bisa datang kapan aja. Pokoknya yang paling serem  kepalanya yang ngegelinding, makanya disebut glundung Pringis
Nah, penasaran gak dengan kelanjutannya? Enggak? Oh, ya udah. Eh? Harus penasaran, dong! Bagaimana kelanjutan tiga orang yang berada di hutan? Bagaimana nasib Minato yang ditinggal sendiri di sekolah? lalu bagaimana nasib yang di asrama? Akankah ada penyelamat bagi mereka semua?dan terakhir, bagaimana dengan arwah Tomcat?hehehe… semuanya ada di sesuatu banget part selanjutnya….
Belum seru, soalnya author bikin pas lagi males. Udah, ya…… selamat tinggal…….#bohong, kok! Author P belum mau pergi, masih ada segmentnya, kok. *kali ini berakhir tanpa adanya perkelahian antar author dan tokoh.