Selasa, 16 Oktober 2012

We Are



Cerita ini dibuat pas author lagi gak ada kerjaan. Authornya juga ngasal buatnya, tapi coba nikmatin aja dulu. Mau ini cerita ini bagus atau enggak, pokoknya cerita ini memang gj. Karena authornya juga gj. Jadi yang baca ada kemungkinan kena penyakit gj juga.

Author :   P, N dan insyaallah S

Genre  :  Action (pastinya), horror (mungkin, horror gak horror, pokoknya baca aja), comedy (iya  banggetz), friendship.

Rating :    7 tahun ke atas. Bohong! 12 tahun ke atas kok. 

Udah ah, sekarang lanjut aja ke perkenalan tokoh
Cast     :

Anak-anak 9-10 memang benar apa adanya. Tapi peran murni diciptakan oleh author. Mohon maaf bila dapat menyinggung perasaan para pemainnya, karena ini judulnya juga Cuma main-main.

Touko (Irfan)
Nama Touko terisnpirasi dari nama “Tole” yang diberikan teman-teman. Hahahaha… lupakan! Lanjut…
Orang yang mempunyai jiwa kepemimpinan besar, walaupun terkadang jiwa kepemimpinannya itu adalah melakukan hal-hal yang gila. Semua murid di kelasnya menuyukai sang ketua kelas ini karena sifatnya yang apa adanya dan easy going. Menyukai parfume, jadi setiap hari ia selalu memakai parfum yang wanginya berbeda-beda, tentu saja semerbak wanginya seperti pangeran yang sedang menunggangi kudanya di padang pasir (sebenarnya beberapa murid mabok dengan bau parfumnya). Golongan darah : O

Aoi (Aldino)
Nama Aoi dipakai karena mirip dengan nama asli pemerannya (jangan tanya dimana miripnya. Author juga gak tahu!)
Orangnya tinggi, sehingga sering dibilang kakak oleh murid lainnya, padahal umurnya terhitung paling muda di kelas. Sangat suka mendengarkan music walaupun dia sendiri tidak tahu siapa yang menyanyi, dan apa judul lagu yang sering ia dengarkan. Sangat kreatif. Orangnya ramah, dan menyenangkan. Golongan darah  :  katanya sih, AB

Kuk (Faisal)
Nama Kuk gak tahu dari mana asalnya, pokoknya dia dipanggil kuk.
Anaknya pecicilan, bawel, lucu, gak pernah serius, tapi kalau diajak ngobrol asik. Hobi : memasak, karena namanya yang Kuk, terdengar seperti Cook (di depan guru begitu bilangnya, padahal dia ngaku, kalau hobinya itu nyontek). Termasuk anak yang tingkat ke-stress-annya tinggi atau bisa disebut strees akut. Orang yang selalu menghidupkan suasana kelas. Golongan darah  :  gak tahu O, gak tahu B, gak tahu AB. Pokoknya gak mungkin A.

Ren (Dwizain)
Gak tahu dari mana munculnya, pokoknya author pingin yang memerankan peran ini namanya Ren.
Anak letoy, eh, maksudnya bukan begitu, dia itu tinggi, tapi wajahnya loyo banget. Kayak gak semangat gitu, loh. Jalannya juga kelihatan yang malas, padahal katanya gak. Jadi teman-teman suka menyemangatinya, dengan tujuan, agar wajahnya berubah jadi semangat (usul KM). jadi kesimpulannya, dia emang letoy. Dia bisa membuat orang skak mat dengan kata-katanya. Tapi menyenangkan kok. Golongan darah  :  B

Kazu (Angga)
Hehe…. Nama Kazu menurut Author terlalu keren buat pemerannya. Tapi kasian pemerannya, namanya yang pasaran udah bosen, jadi author kasih nama Kazu, deh. Orangnya gak bisa diem. Hobi mondar-mandir. Cukup sekian saja penjelasan dari orang ini, author gak terlalu tahu soalnya. Golongan darah  :  dia gak ngaku, jadi Author gak tahu deh.

Ritsu (Author P ^^)
Haha…! Kali ini author juga ikut beraksi! (pingin eksis juga). Nama Ritsu diambil karena Author emang suka namanya.
Gak terlalu banyak, pokoknya anak ini suka seru-seruan. Cuma gara-gara pernah dimarahin sama kepala sekolah gara-gara kabur dari sekolah, dia jadi suka malas diajak teman-temannya main. Ceritanya orang ini perempuan paling gila di kelas, bersama dengan partnernya Rui. Terus, dia itu orang yang cuek, keren lagi (Sorry kalau author kepedean, kan pingin eksis). Yah, pokoknya begitu sajalah. Golongan darah  :  A


Rui (Author N)
Rui diberikan kepada Author N, soalnya nama Rui lucu buat dia, sesuai dengan karakter yang dimiliki peran.
Anak yang ceria, polos, tapi kadang keras kepala (tidak sesuai kenyataan? Silahkan kritik dan sarannya. Yah, namanya juga cerita, mohon dimaklumi ya…). Orangnya friendly. Wajahnya kayak anak kecil, masih imut-imut gimana, gitu. Udah segini aja. Golongan darah  :  B. tapi karena sifatnya, dia sering dianggap kalau golongan darahnya O.

Hana (Nanda)
Hana yang artinya bunga cocok untuk pemerannya yang lembut.
Anak yang polos, rajin, dan pintar. Tapi kalau sudah gila, dia pasti ikut KM untuk melakukan hal-hal yang gila. Ya, diakan wakil KM. Orangnya perhatian, sifatnya dewasa, tapi kadang kayak anak-anak kalau sudah bergila-gila ria dengan Rui. Sangat suka membaca buku pelajaran. Golongan darah  :  A

Suki (Author S)
Ngasih nama Suki, soalnya pas lagi buat cerita ini, author lainnya mikirin sukro.
Anak ini kalau udah ketawa, gak bisa berhenti. Nanti kalau mulutnya udah kemasukan lalat, baru deh berhenti. Hobi  :  malu-maluin temen. Orang ini termasuk orang yang sangat suka bercanda, tapi juga sangat sensitif. Golongan darah  :  O

Murid-murid kelas 9-10
Ribet kalau ditulis satu-satu, makanya langsung murid-murid kelas 9-10 aja. Pokoknya mereka adalah anak-anak orang gila yang bersekolah di sekolah yang mudah-mudahan nomor satu. 

Pemain tambahan  :  Guru, kepala sekolah, dan ibu-ibu kantin.
Sisanya temen-temen kelas 9 lainnya.
Perkenalan tokoh aja udah ancur begini. Jadi sebelum baca cerita ini, baca basmalah dulu.

First Story


Author P memulai kisah yang mudah-mudahan bener

20 November 2012

‘Akankah? Dapatkah? Bisakah? Dan mungkinkah aku terlepas dari keadaan ini? Seandainya aku bisa memutar waktu, aku ingin kembali pada waktu itu, saat kita merasakan hangatnya kebersamaan. Membagi rasa suka dan duka, bermain di taman sambil memakan Ice cream, dan bersenda gurau di sana’

***

10 September 2012

“Ayolah, kau tidak mungkin melewatkannya. Ini yang terakhir, loh”bujuk Aoi.

“Tapi….”

“Sudah ikut aku!”Aoi menarik tangan Ritsu. 
Mereka berlari ke sebuah taman bernama ‘Nagawa Park’ yang letaknya tepat di belakang sekolah. Murid-murid kelas 9-10 lainnya, sudah menunggu kedatangan mereka di taman tersebut.

“Aaaah….. akhirnya kalian datang juga! Hahahaha….. kalau kalian datang lebih lama lagi, bisa-bisa kita mati kebosanan”Touko, sang ketua kelas menepuk bahu Aoi.

“Kalau begitu berbosan-bosan ria-lah. Kalian gila?! Sudah berapa kali kalian kabur dari pelajaran? Bisa-bisa nilai kita sekelas buruk”Ritsu melipat tangannya ketus.

“Ah, kalau begitu pergi sana ke Zimbabwe! Belajar sama monyet-monyet Afrika”Ren tiba-tiba menghampiri. Ia terkekeh sendiri.

“Hahahahahaha…..!”semua murid 9-10 tertawa mendengarnya. Begitu pula dengan Ritsu yang hatinya luluh akan kata-kata Ren (author juga gak ngerti gimana bisa luluh. Mungkin maksudnya nyerah, dari pada disuruh belajar sama monyet Afrika. ^^). Bisa disebut dia skak mat oleh kata-kata Ren.

Murid-murid kelas 9-10 ini memang sangat kompak. Setiap bulannya mereka membolos dua  mata pelajaran dengan tujuan refreshing. Biasanya mereka pergi ke taman belakang sekolah, dan memesan ice cream sesuai jumlah murid ke kedai Mako. Selain itu, mereka juga mempunyai karakter yang berbeda. Itulah yang membuat kelas ini penuh warna (kelasnya di cat kaya pelangi, loh). Selain pergi ke taman, mereka juga pernah melakukan hal-hal yang gila seperti :

  1. Membolos pelajaran matematika dan pergi ke ruang multimedia, lalu menyetel lagu dengan dua speaker besar dengan tujuan, ingin menari-nari bahagia agar membakar lemak. (tujuan atas usul KM)
  2. Membolos pelajaran sejarah dan pergi ke luar sekolah untuk menyapa dan memberi senyuman pada semua orang yang lewat. Tujuannya, senyum itu ibadah.
    3.     Membolos pelajaran seni dan pergi ke kedai kopi yang berada di seberang sekolah. Tujuannya, agar pada saat pelajaran selanjutnya mereka tidak merasa ngantuk.
Udah, balik lagi ke cerita. Sorry, ceritanya jadi banyak cing-cong. Ritsu meninggalkan ketiga teman laki-lakinya yang merupakan lulusan SD Sakit jiwa Bandung tersebut. Ia menghampiri teman-teman satu geng abal-abalnya yang sudah menunggunya di bangku bukit tersebut. 

“Dari mana aja, sih? Lama banget! Tuh, baso mang Arip buat kamu udah dingin”Rui menunjuk semangkuk baso yang ada di sebelahnya.

“Sorry, ada cecuatu dulu…”Ritsu bergaya ala Syahrini. #sumpah, gak banget deh kalau ngebayangin author beneran kayak gitu.

“Cecuatu apa tuuuh?”tanya Rui lagi sambil bergaya ala Manohara dengan menempelkan terlunjuknya di depan bibir yang di monyong-monyongkan.

“Hahahaha…. Pas! Pas banget, kamu cocok meranin peran curut kejepit buat teater nanti”Ritsu mengambil baksonya dan tanpa basa-basi ia duduk di sebelah Rui. Rui yang mendengar ucapannya langsung cemberut. Hana yang sedari tadi berdiri di sebelah Ritsu hanya terkekeh. 

“Oy, ngomong-ngomong mana Kanjeng mami kita?”tanya Ritsu dengan dinginnya sambil menyantap bakso spesial yang sudah dipesan oleh teman-temannya tersebut. 

“Gak tahu. Kayaknya dia lagi ngurusin osis. Biasa…. Buat ngurusin UTS nanti”Hana membuka suara. Ritsu mengangguk dan melanjutkan memakan baksonya. Mereka bertiga bersenda gurau sambil menikmati pemandangan di bukit tersebut.
***

TOUKO POV

“Hwaaaaaaaa!”aku berteriak sekeras-kerasnya. My girl marah-marah gak jelas nih di pesbuk. 
‘Kamu tuh kemana aja, sih? Di samperin ke kelas gak ada, telepon gak pernah, sms gak pernah, semuanya gak pernah! Aku ngambek!’begitulah isi statusnya dia yang langsung aku coment ‘Sorry! Aku gak pake simpati, aku pake im3, jadi 3 hari 3 malem gak ada pulsa’udah gitu dia coment lagi ‘Au ah! Au! Au! Au!’hahaha… kayak orang utan tuh dia, eh, kok jadi ngejelek-jelekin dia sih? 

Aku makin stress kayak mau ditabrak kereta pas sandal jepit snowman-ku nyangkut di rel. aku jambak-jambakin rambut aku sendiri terus muter-muter gak jelas ngelilingin temen-temen. Huwaaa……. Pingin nangis, sumpah. 

“Hoy! Ngapain lo? Lebay banget”ucap Kuk sinis.

“Dia kesambet”Kazu bermaksud mewakiliku untuk menjawab.

“Enak aja! Aku lagi galau nih. G-A-L-A-W!”aku sedikit kesal. “Cewek-ku, aku lagi berantem sama dia! Huwaaaaa…..”kali ini aku bener-bener nangis. 

“Oh”dua curut itu menjawabnya secara bersamaan, rese banget deh.

“Kok responnya cuman gitu, sih? Kalian tuh gak tahu, ya? perasaan seorang laki-laki yang sedang dihadang kegalauan, dihujani kegelisahan (#dan ditendangi orang banyak kalau bisa)?

“Habis kamu lebay banget! Yang gituan aja harus di dramatisir kayak begitu. kayak lagi nonton acara termewek-mewek!”Kazu menjitak kepalaku.

“Benar! Aku setuju! Mendingan kita main ke tempat lain aja, yuk, sayang”Kuk, menarik tangan Kazu dan pergi. Wah, virus Yaoi yang ada dalam diri mereka sedang kambuh, nih. udah lupain aja. Aku mau lanjut nangis dulu.

“Huwaaaaaaaa!”

“Woooy! Berisik!”sepasang sandal jepit melayang ke mukaku.

Duaaghh!

“Adaw!”

TOUKO POV END
***

Anak-anak 9-10 semakin asyik bermain di bukit tersebut. Kecuali sang KM, Touko yang lagi ngejedot-jedotin kepalanya ke pohon kelapa. Tiba-tiba ada tukang batagor lewat. Spontan anak-anak langsung nyegat emang-nya. Semua menghampiri emang batagor, kecuali Ritsu yang udah kenyang sama bakso spesialnya. Anak-anak yang ngerubunin emang batagor itu udah kayak ngantri zakat maut.  

“Hah… bosan. Apa mending aku balik ke sekolah duluan aja, ya?”tanya Ritsu pada diri sendiri. Ia sibuk mencari-cari jam tangan di sakunya. “Ah, payah. Aku gak bawa jam lagi, kacau”keluh Ritsu. seketika lampu Philip menyala di atas kepalanya setelah melihat Ren mengenakan jam di tangannya.

“Ren! Pinjem jam-nya, dong!”teriak Ritsu.

“Buat apa?! nih, ambil aja! Aku lagi beli batagor, nih!”
Seketika Ritsu berlari ke arahnya dan menyambar jam tangan milik Ren. 

“Ah! Sudah jam segini! Aku belum ngerjain peer!”Ritsu segera berlari meninggalkan kawan-kawan sehabitatnya ke sekolah.

“Oy, oy! Jamnya jangan dibawa-bawa juga, dong!”Teriak Ren tidak rela kehilangan jamnya, tapi masih saja mengantri tukang batagor.

“Ntar aku kembaliin di kelas!”jawab Ritsu singkat.

“Haaaah… anak itu, dasar”desah Ren.
***

RITSU POV
Gawat, gawat, gawat! Aku harus segera sampai di sekolah buat ngasihin tugas dari kepala sekolah, sama bikin peer. Kalau tuh tugas sama peer-nya gak dikerjain, bisa-bisa aku dihukum lagi. Mending kalau di setrap di depan tiang bendera, eh waktu itu, dengan alasan spesial untukku, kepala sekolah malah nyuruh aku buat nge-cat mobilnya. Sesuatu banget,kan? Gak tahu deh, kalau sekarang sampai dihukum lagi, bisa-bisa aku disuruh ngecatin daun-daun yang ada di sekolah jadi warna magenta. Hiii…… Sebelum sampai di sekolah, aku bertemu dengan Ape<dibaca eip> (Ape = Asep) yang sedang membawa batagor plastiknya sambil berlari ke arahku.

“Oy! Kamu mau ke sekolah juga? Tumben sadar”sindirku sambil terus berlari.

“Yeee…. Siapa lagi yang mau ke sekolah buat belajar, orang aku disuruh beli batagor sama ibu-ibu kantin”
“Apa untungnya? Mau disuruh sama ibu-ibu kantin?”

“Soalnya kalau aku mau disuruh-suruh, nanti aku boleh ikutan arisan sama ngerumpi bareng ibu-ibu kantin yang lainnya. Itu kan rame banget”tuh anak nyengir.

“Hooo…”

“Kamu sendiri mau ngapain? Mau belajar lagi? Gak banget deh. Dari pada gitu…”ni anak kebanyakan ngomong, udah gitu cepet banget lagi, sampai-sampai gak kedengeran olehku. 

Ape terus berceloteh, tanpa memberikan kesempatan bicara untukku. Padahal tadinya aku mau ngingetin dia, kalau di depannya ada tukang es krim campina lagi jalan, yah, karena gak dikasih kesempatan, akhirnya dia tabrakan deh….. hahahaha! Sukses membuatku tertawa terbahak-bahak samapi kebelet pipis. 

“Jangan tertawa! Bukannya membantu kau malah tertawa-tawa begitu!”dia ngambek, tapi tetap manis. Manis karena beberapa es krim jatuh ke badannya.

“Hey! Jangan ketawa lagi! Nanti kamu kualat, loh!”aku tidak menggubris perkataannya. Lebih baik aku tinggalkan saja dia.

Buuuk!

“Awwww…!”

“Ngiiiikk…!”

RITSU POV END

Author P END (mau istirahat dulu)

to be continued... to First Story part 2
***

 Nah, GJ, kan? tapi jangan nyerah buat baca cerita lainnya..... noh banyak di arsip. liat di kanan!
 

1 komentar: