Selasa, 16 Oktober 2012

Crazy Boy and Girl with Tomcat Soul ( sesuatu banget bagian 3 [part 2] )

 
Masih pada hari yang sama, suasana di asrama sangat sepi. Hanya ada Ren yang seadari tadi tidur-tiduran di ruang tengah. Semua anak-anak 9-10 belum ada yang kembali selain dia. Ia merasa sangat lelah, setelah disiksa oleh guru les-nya yang killer banget. Pikirannya kalang-kabut memikirkan nilai ulangannya yang jelek.  Jadi intinya dia sedang galau-galau gimana, gituh. 

Ia menggapai remot tv yang berada di atas sofa, dan menyalakan tombol on. Ren mencari-cari channel yang seru, seperti acara kesayangannya ‘Ada Apa Dengan Mpok Nori Setelah Mandi Tujuh Kembang’. Yah, itu variety show yang menceritakan keanehan-keanehan yang dialami Mpok Nori setelah mandi tujuh kembang, di tujuh air terjun, tujuh hari tujuh malem, dan di channel tv tujuh. Pokoknya semua tujuh. Tapi yang ditemukannya hanya acara-acara yang membosankan seperti ‘Master Cecef’, ‘Indonesia Mencari Zakat’, ‘Termewek-mewek’, ‘Konser Akbar Cherrybelle featuring Pak Tarno’, dan yang terakhir ‘Miss Waria Indonesia’. Dengan terpaksa, dari pada bosan, Ren memilih untuk menonton Miss Waria Indonesia. 

Kriiieeett…… Braak!

Terdengar suara pintu depan asrama terbuka sambil dibanting. Ren sangat kaget. Saking kagetnya, es doger yang sedang dipegangnya terlempar ke atas TV dan menyebabkan TV tersebut mati sambil mengeluarkan asap.

“Siapa itu?”Ren bertanya-tanya. Namun tidak ada yang menjawabnya. Padahal Ren yakin sekali ada orang yang membuka pintu. karena penasaran, Ren memutuskan untuk menghampiri pintu asrama. Sesampainya di sana…

‘Tidak ada siapa-siapa’ucapnya dalam hati sambil celingukan. Pintu asrama memang terbuka dengan saat lebar, tapi tidak ada siapa-siapa. Jantung Ren berdetak sangat kencang Dag Dag Dag Dag Dag Dag Dor, gitulah, bunyinya kayak orang lagi takbiran.

‘Hiii… serem. Apa jangan-jangan ada Siswanti di sini?’ucapnya lagi dalam hati. Perlahan ia menutup pintu yang besarnya segede gaban dan cepat-cepat kembali ke ruang tengah untuk melanjutkan acara Miss Waria Indonesia-nya. 

“What?! TV-nya is dead!”teriak Ren dilebay-lebayin ala-ala Omas salah satu artis kesukannya. Tapi memang aneh, TV yang tadi ia biarkan menyala, sekarang sudah tidak bernyawa. ‘Sepertinya memang ada sesuatu di sini’pikir Ren. Dengan cepat ia menepis pikirannya itu. ia tidak mau berpikiran negatif, karena ia sudah negatif. 

Kruyukkk…kru..kru..kruyukk…. #lebay banget suara perutnya.

Kali ini perut Ren sudah tidak bisa diajak kompromi. Ia pergi ke dapur untuk mencari beberapa makanan sisa kemarin. Ia harap masih ada Lumpia Tomcat sama Jus kecoa. Ia memasuki dapur. Dilihatnya seseorang sedang membelakanginya. Dengan cepat ia menyimpulkan, bahwa orang itu salah seorang temannya, yang tadi membuka pintu, dan mematikan TV. Ren menghampiri orang tersebut dan memegang pundaknya. Orang itu pun berbalik dengan darah di sekujur tubuh bagian depannya.

“Waaaaaa!!!!!”teriak Rend an orang itu bersamaan.

***

RITSU POV

“Waaaaaa!!!!!”teriakku dan seseorang yang ternyata adalah Ren. Dia langsung ngacir ninggalin dapur, kayaknya ke ruang tengah. Kenapa, sih? Kok kayaknya hari ini semua orang jerit-jerit mulu. Kamseupay ah. Setelah mengambil es jeruk campur tahu isi Tomcat dari kulkas, aku menyusul Ren ke ruang tengah.
“Loh, hilang”kataku pada diri sendiri. Di ruang tengah tidak ada Ren. Hanya ada setumpuk selimut di atas karpet. Aku pun duduk di atasnya.

Nyeeeet..

“Aw!  Sakit! Sakit!”teriak seseroang di dalamnya. Hmm…ini pasti Ren. Aku kembali berdiri dan pindah ke sofa. 

“Waaaaa!”teriaknya lagi setelah melihatku. Apaan, sih? Aku kan bukan setan, atau Mpok Nori si artis kesayangannya itu, kenapa diteriakin terus, sih. 

“Woaaaaa! Waaaa…! Yaowww….! Arrrghhh!”nah loh, dia teriak-teriak gak jelas. Kayaknya kesambet arwah Tomcat yang mati dipukul olehku kemaren. Bukannya berhenti, si Tomcat ini malah teriak makin kenceng. 

“He, hey! Kenapa, sih? Teriak-teriak mulu! Berisik tahu!”aku sedikit jengkel. Kulempar mukanya pakai bantal, akhirnya dia berhenti bersenandung ala-ala Tomcat kejepit itu. 

“Kaa…kau?”dia gelagapan. Aduh, mukanya gak nahan banget. Aku pingin nabokin dia saking lucunya. Haha… “Kau, Rui?”lanjutnya. aku mengangguk sambil menyeruput es jeruk spesialku.

“Ke…kenapa badanmu penuh darah? Kau habis membunuh orang? Atau itu darah Tomcat yang kamu pukul kemarin? Atau itu darah Siswanti? Atau itu darah kucing tetangga yang kamu masak? Atau itu….. darahmu sendiri?”perlahan ia mendekatiku. Seperti seorang detektif polisi yang sedang menginterogasi pelaku pencurian Sapi hamil. Wajahnya sekarang jadi biasa aja, kayak biasa, loyo.

“…….”aku hanya diam mendengarnya. Tambah jengkel karena dia banyak nanya sampai mulutnya berbusa. Ditambah lagi, pertanyaannya yang nggak-nggak. Sempit banget, sih pikirannya. Emangnya aku psikopat!
“Kau.. jangan-jangan kau…..mem..”sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, aku sudah melempar es jeruk spesialku ke mukanya sebelum dia nanya yang aneh-aneh lagi.

***

Kami duduk berdua di atas karpet, di ruang tengah menunggu yang lainnya pulang. Aku sudah menjelaskan semuanya tentang noda cat yang ada di tubuhku. Aku juga sudah membersihkannya. Sekarang dia cekakan kayak orang gila kesambet arwah lalat yang dipukulin sama pedagang makanan di pasar. Sekaarang dia ribut sendiri. Aku hanya diam melihatnya. Gak tahu, ah. Aku gak ngerti sama orang ini. Jangan-jangan dia bener-bener sakit jiwa.

“Hahahahaha….! Jadi, tadi kamu yang ngebanting pintu sama matiin Tv juga?”tanyanya sambil muter-muter.

“Hah? Aku gak masuk lewat pintu, kok. Aku manjat jendela dapur. Terus, kalau TV udah gak bernyawa sama berasap pas aku liat ke sini. Di atasnya ada bekas es doger gitu”jelasku. Yang tidak mengerti maksud dari pertanyaannya. Wajahnya pucat seketika layaknya orang mati. Ia berhenti muter-muter dan cepat-cepat menghampiriku. Duduk manis di sebelahku. Diam seribu bahasa. Kayaknya nih orang mulutnya di sumpel Siswanti, deh.

“Woy, kok malah diem? Memangnya ada apa, sih?”tanyaku penasaran.

“Ah, itu… kalau bukan kamu yang ngebanting pintu, siapa lagi? Apa ada orang lain selain kita di sini?”dia balik bertanya. Aku menggeleng. Setahu aku, gak ada siapa-siapa lagi. “Terus…..”

Blatz!

Lampu tiba-tiba padam. Ren berteriak lagi. Aku sibuk ngegrepe-grepein dia, takutnya lari-lari gak jelas sampai ngehancurin barang nanti. Aku mengeluarkan HP Cross-ku yang kubeli dari Ayu Ting-Ting setelah adu mulut masalah harga. 

“Ritsu… aku tatut….”Ren menggoyang-goyangkan tanganku. Beuh, dasar momy boy.

“Di sini gelap. Kenapa setelah kamu cerita itu, lampunya langsung mati, coba? Jangan-jangan beneran ada sis….”

“Waa…! Waa…! Wa…! Udah diem! Jangan nakut-nakutin aku!”teriaknya. Harusnya kamu yang diem. Ni anak, gak bisa tenang dikit, ya? Nanti aku masukin ke komunitas frustasi deh, yang hobinya teriak-teriak. 

“Udah, kita ke dapur aja, yuk”ajakku menarik tangan Ren dengan paksa. Sumpah, berat banget kayak narik kerbau abis disembelih. Ni anak gak mau jalan sendiri.

“Mau ngapain? Dasar gembul, sekarang bukan saatnya nyari makanan”aaarrrrgghhh! Dia ini bikin aku naik darah. Ke dapur buat nyari lilin maksudnya, dodol! Karena kesal, aku meninggalkannya sendiri di ruang tengah. Aku berjalan ditemani oleh HP Cross-ku. 

Akhirnya sampailah aku di dapur. Dengan cepat aku mencari lilin yang ada di dapur. Tiba-tiba terdengar suara seseorang berlari ke arahku.

Dok..dok..dok… brakk! Krumpyang! Praaak! Brugh! Dok..dok…dok..

Yah, seperti itulah bunyinya. Dok..dok..dok.. itu adalah suara langkah kaki seseorang berlari di lantai kayu asrama, tapi kalau yang lainnya gak tahu, deh. Tapi siapa itu? kok, ribut banget. Aduh, aku jadi risih sama suara itu. perasaanku gak karuan. Khawatir, takut, dan galau (apa hubungannya sama galau?). Suara itu semakin mendekat hingga akhirnya sesuatu menabrakku dengan sangat keras. Seketika tubuhku terbanting ke lantai.

“Aw”aku merintih kesakitan

Criing……!

Lampu akhirnya kembali menyala. Ah, padahal minggu kemaren aku baru beli lampu ini. Masa udah jelek gini, sih. Lain kali aku beli lampu sinyoku aja. Oh iya, balik ke cerita. Butuh beberapa detik untuk menyadari seseorang yang terjatuh di depanku setelah menginjak katel. 

“Kau…?”aku mengenalnya. Tentu saja aku mengenalnya.

“Kau… juga?”ucapnya sambil menunjuk ke arahku.

“Huwaaaa! Jahat! Kenapa kamu ninggalin aku?! Eh?”Ren tiba-tiba datang sambil nangis. “Kenapa kalian berdua jatuh? apa kalian nabrak?”

RITSU POV END

***

Fuuuh….akhirnya sesuatu banget bagian tiga part 2-nya selesai juga. Tungguin part tiga selanjutnya, ya… akhir dari trilogy sesuatu banget. Penasaran dengan Kuk, kan? Bagaimana nasibnya, Minato dan Sakurai? Lalu siapa orang yang menabrak Ritsu? dan bagaimana arwah Tomcat yang mati kemaren?#loh, ngapain disebut? Penasaran, kan? Makanya… tonton terus Mpok Nori’s Diary#plak! Hahahaha… bercanda. Pokoknya tunggu aja, dan untuk anak-anak 9-10, yang belum disebutkan, sama yang masih sedikit perannya, tenang pasti keluar kok.
***
Hahhh….. Author P mau ke Puskesmas dulu! Author P END


Lanjut ke crazy CRAZY BOY AND GIRL WITH TOMCAT SOUL ( Sesuatu banget bagian tiga [part 3])



Tidak ada komentar:

Posting Komentar