Selasa, 16 Oktober 2012

Folio Effect


SUKI POV

“Aduh, aku loyo nih.. Pelajaran jam ke 5 apa ya?” tanyaku pada Rui.

“Sejarah kali. Kan kita abis kabur di pelajaran Bahasa Daerah dan IT. Harusnya kita juga bolos pas pelajaran ini tapi, kan kita udah 2 kali membolos.” Jawabnya.

“Hello, my friends! Pulang sekolah, kita ke kafe Lalala Yeyeye, yuk! Aku abis dapet arisan tadi. Nih, cepeceng!” seru Ape yang baru memasuki kelas sambil melambaikan duit seratus ribu di tangannya.

Aku langsung gak loyo lagi pas denger Ape bilang mau traktir di kafe se-kece itu! Wah, kebetulan, orang yang lagi loyo ini pengen dapet hiburan berupa milk shake rasa jeruk pake eskrim dengan taburan bolo-bolo coklat kecil di atasnya terus, pake sedotan yang gede banget.

“Apaan, nih? Segini aja bangga! Lihatlah duitku ini, gopeceng, bray!”ledek Aoi sambil mengambil dengan kasar duit Ape lalu mengibaskan 5 lembar duit seratus ribuan.

Tiba-tiba..

Duak!

Ouch!

Set!

“Ini duit saya tau!” ucap Pak Yoyet dengan muka kayak setan dikukus.

Pak Yoyet datang membawa banyak lembaran kertas folio. Beliau duduk lalu mulai berbicara.

“Anak-anak, kali ini, kita akan menghadapi tes menulis kronologis tentang perang dunia 1 dan 2 dan 3 dan 4 dan seterusnya tanpa melihat buku. Kalian tulis di kertas ini lalu dikumpulkan. Kalo bisa dikumpulkan hari ini. Jangan ada yang kerjasama!” kata Pak Yoyet lalu membagikan kertas folio tersebut.

Aku bingung luar biasa! Apa yang mau kutulis di kertas segede dinosaurus di atas mejaku. Aku pusing, capek, dan loyoku kambuh lagi. Aku melihat ke sekeliling. Ada Ape yang sedang mengantuk lalu menguap besar sekali kayak kuda nil lagi makan ondel-ondel, gak ditutup lagi jadi, baunya kemana-mana. Aku tertawa tersedu-sedu kayak orang gila ketiban duren.

Waktu menunjukkan pukul 10.30. Hmm..masih lama ini, aku bisa lebih konsen dengan terasi untuk menjawab soal ‘dewa’ ini. Aku melihat kesekeliling kembali. Terlihat Ritsu sedang memandang kagum kertas folio kosong melompongnya itu sambil tersenyum seperti hendak memakan sate yang lezat. Tampaknya ia jadi gila setelah insiden kuda tadi itu. Lalu aku menolehkan kepalaku ke kanan. Terlihat Sakurai (Zefanya) dengan wajah gugup sedang celingukan hendak menyontek. Sama halnya dengan 2 yaoi sejoli yang sedari tadi pesasat-pesusut tak karuan.

Aku tengok jam sekali lagi. Masih ada 30 menit lagi tapi, aku baru menuliskan data diri dan judul. Karena aku udah terlanjur bete banget, aku kelanjutkan acara tengak-tengokku. Aku melihat Rui yang ada di sebelahku sedang berpikir keras sambil menggigit kuku jempolnya dengan wajah yang seperti melihat mayat hidup di depannya.

 “Rui, kamu udah selesai belum?” tanyaku.

“Kau bisa lihat sendiri kan folioku yang sangat indah ini masih sehat-sehat saja.”jawabnya dengan wajah penuh kefrustasian.

Apa yang harus aku lakukan saat ini? Lalu aku melihat jam kembali. Dan ternyata… Apa? 5 menit lagi pelajaran ini telah selesai! Aduuuuuuuuhh, aku belum menulis satu katapun. Kepalaku berat, pusing, loyo tingkat presiden, capek, males, nge-drop abis! Aku sudah tak tahan lagi!!

Tinuninuninuninuniiiittt…..
Ninuniiiiittttt… Ninuniiitt…

Ah, kondisiku semakin memburuk. Bel sudah berbunyi. Aku pasrah, aku sudah muak dengan hari ini.

“Apa tugasnya sudah selesai?” tanya Pak Yoyet.

“Belooooooommm, Paaakk..!!” seru murid 9-10 serempak.

“Ada yang sudah selesai? Mau dikumpulkan sekarang, atau minggu depan?” tanyanya lagi.

“Minggu depaaaaaaannnn…!!” seru murid 9-10 serampak dan semakin keras.

“Biasa weh atuh jawabnya. Emangnya Bapak budek apa? Assalamu’alaikum!”ucap Pak Yoyet kesal.

SUKI POV END

 to be continued to Go Ren Go ( bagian awal )





Tidak ada komentar:

Posting Komentar