“Huaaahhh…..
selamat pagi dunia.. hari ini aku mau mandi pagi *horeeee* keprok atuh!” seru
Ape sambil membuka lemari coklat yang di kamar.
Emang dasar
kebiasaan si Ape yang abis tidur langsung buka lemari, dia gak sadar kalo
lemari yang dia buka itu lemarinya Mara. Ia membukanya dan…
Hah? M..
Dia
menutupnya lagi. Mungkin karena matanya lagi rabun pagi, dia mencoba memastikan
apa yang dia liat itu bener atau Cuma fatamorgana.
“Hah? Wa….
Waaaaawww! Aaaaaapa ini? Pink? Oh!” gumamnya.
“Ren, maniak
warna pink kan kamu?” teriak Ape.
“Iyaaaaa!!! Mana-mana????” Ren histeris.
Ren berjalan
sangat cepat menju kamar Mara tempat Ape berada. Betapa tertegunnya ia setelah
melihat pemandangan yang paling menakjubkan dalam hidupnya. Dan berwarna pink
soft kesukaanya. Ia langsung pingan di tempat setelah sampai di ambang pintu kamar
Mara.
Tiba-tiba,
Aoi yang sedang asyik mendengarkan music melewati TKP. Saat melihat ke arah
mereka, ia langsung bengong, lemas, lalu jatuh terngesot dengan napas yang
terengah-engah, jantungnya berdegup kencang, lalu dia tak sadarkan diri tepat
di sebelah Ren.
Tak lama kemudian,
Touko yang abis sembahyang melewati TKP. Menoleh ke kanan dan…
“Oy, lagi
apa ka….”
Wah, sayang
sekali pemisrah, sebelum melanjutkan kata-katanya, ia udah bengek duluan. Gaya
bengeknya lebay banget. Kaya bengek yang di sinetron kesukaan Ayumi.
Kemudian,
datanglah 2 anak ceria yang abis beli cemilan di mini market, Ritsu dan Hana.
Mereka sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Tapi, mereka hanya terdiam,
bengong, dan mematung di ambang pintu.
“…. Ape
memakainya?” tanya Hana tak percaya lalu mematung kembali.
Dan
datanglah Takumi, dengan tiisnya dia lewat dan mundur lagi.
“Ape? Aoi,
Ren, Hana, Ritsu, Touko? Kalian kenapa? Oh pakaian dalam wanita…” katanya tiis
dan langsung pergi.
Tiba-tiba
Suki, dengan wajah cerianya datang sambil melompat ala teletubies.
“Marrrrrra?
Kak Aoi, Ren, Hana, Kak Ritsu, Ape?? Touko*histeris*??? Kalian kenapa??? Ko,
ko, kamu kenapa?” tanya Suki heran.
Dan
datanglah Rui dan Michiko yang lagi asyik jitak-jitakan.
“Suki…. Ko
kamu ninggalin kit..” kata mereka berbarengan dan terdiam beberapa saat.
“Kaka kenapa
tidur di lantai? Ren juga!! Kak Ritsu, Hana, Ape.. Suki.. kenapa kamu ninggalin
kita??” Rui heboh.
“Ihhh lucu..
warna pink! Itu punya siapa Ape?” tanya Michiko sambil menghampiri Ape.
“Touko? Kamu
bengek?? Wahhh!!! Gawattt…. Bawa dia!! CEPATTTTT!!!” perintah Takumi yang tiba
tiba kembali dengan wajah paniknya. #orang aneh.
Semua yang
ada di sana langsung membantu Takumi yang lagi menggeret-geret Touko termasuk
Ape yang masih memakai ‘sesuatu’ yang berwarna pink itu.
Semua yang
di asrama mengerubuni Touko yang lagi bengek kabina-bina di sofa ruang tengah.
“Ko, kamu
sadar dong! “ kata Kazu yang sambil mengelus-elus rambut touko yang bengek.
Plak! Brusss…..
“Bauuuu…..
ini sepatu siapa sih? Kaya yang ga dicuci berapa bulan lah!” kata Taiyo sambil
melemparkan sepatu itu tepat di hidung Touko.
“He..he…he..haaaahhhh…”
suara nafas Touko yang sudah kembali normal berkat sepatu yang dilempar Taiyo.
“Maaf..maaf..
itu sepatu saya” kata Aoi menyerobot ke depan.
“Buset dah
kak! Bau bener!!! Ehh..” kata Rui keceplosan.
“Thank you,
sepatunya Aoi! Kau membuatnya sembuh dari bengek!” ucap Kazu sambil menciumi
sepatu Aoi.
“Maaf, kakak
belum sempet cuci sepatu yang ini, maklum sepatu olah raga.. ga apa apa kali ya,
kan cowok.. coba kalo kamu dan kamu yang gini, wahh.. pasti kalian habis sama
kakak!!!!” kata Aoi sambil nunjuk-nunjuk Suki yang lagi mematung dan Rui yang
lagi manyun karena dinasihati.
“Loh kok,
jadi kita? Kita ga tau apa-apa!!!” Suki protes. Sedangkan Rui udah bête dengan
memancungkan bibir apelnya karena dinasihati terus sama Aoi.
Seketika
ruangan hening, jempling, sunyi, senyap, dan tanpa ada kicauan burung
sedikitpun juga backsound yang biasanya ada.
“Eh, ada apa? Kok ribut?” tanya Mara yang baru
nimbrung soalnya abis masak.
Rui menunjuk
ke arah Ape yang masih memakai ‘sesuatu’ yang berwarna pink itu.
“Aaaaaaaaaaaaa!!!!
Apa-apaan kau, Ape! Udah aku bilang jangan sentuh barang-barangku! Dasar cowok
tangan gatel!” bentak Mara sambil memukul bokong Ape dengan spatula lalu
mengambil ‘sesuatu’ yang berwarna pink itu yang ternyata miliknya.
“Salahkan
saja dia! Gara-gara dia, saya dan Ren sampe pingsan!”
“Gara-gara
dia, Touko sampe bengek!”
“Gara-gara
dia, Michiko jadi kaya yang autis!”
Tanpa
berkata apapun, Ape langsung lari pergi meninggalkan ruang teng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar