Rabu, 28 November 2012

HEBOH DI ASRAMA (bagian akhir)

“Huaaahhh….. selamat pagi dunia.. hari ini aku mau mandi pagi *horeeee* keprok atuh!” seru Ape sambil membuka lemari coklat yang di kamar.
Emang dasar kebiasaan si Ape yang abis tidur langsung buka lemari, dia gak sadar kalo lemari yang dia buka itu lemarinya Mara. Ia membukanya dan…
Hah? M..
Dia menutupnya lagi. Mungkin karena matanya lagi rabun pagi, dia mencoba memastikan apa yang dia liat itu bener atau Cuma fatamorgana.
“Hah? Wa…. Waaaaawww! Aaaaaapa ini? Pink? Oh!” gumamnya.
“Ren, maniak warna pink kan kamu?” teriak Ape.
“Iyaaaaa!!!  Mana-mana????” Ren histeris.
Ren berjalan sangat cepat menju kamar Mara tempat Ape berada. Betapa tertegunnya ia setelah melihat pemandangan yang paling menakjubkan dalam hidupnya. Dan berwarna pink soft kesukaanya. Ia langsung pingan di tempat setelah sampai di ambang pintu kamar Mara.
Tiba-tiba, Aoi yang sedang asyik mendengarkan music melewati TKP. Saat melihat ke arah mereka, ia langsung bengong, lemas, lalu jatuh terngesot dengan napas yang terengah-engah, jantungnya berdegup kencang, lalu dia tak sadarkan diri tepat di sebelah Ren.
Tak lama kemudian, Touko yang abis sembahyang melewati TKP. Menoleh ke kanan dan…
“Oy, lagi apa ka….”
Wah, sayang sekali pemisrah, sebelum melanjutkan kata-katanya, ia udah bengek duluan. Gaya bengeknya lebay banget. Kaya bengek yang di sinetron kesukaan Ayumi.
Kemudian, datanglah 2 anak ceria yang abis beli cemilan di mini market, Ritsu dan Hana. Mereka sangat terkejut dengan apa yang dilihatnya. Tapi, mereka hanya terdiam, bengong, dan mematung di ambang pintu.
“…. Ape memakainya?” tanya Hana tak percaya lalu mematung kembali.
Dan datanglah Takumi, dengan tiisnya dia lewat dan mundur lagi.
“Ape? Aoi, Ren, Hana, Ritsu, Touko? Kalian kenapa? Oh pakaian dalam wanita…” katanya tiis dan langsung pergi.
Tiba-tiba Suki, dengan wajah cerianya datang sambil melompat ala teletubies.
“Marrrrrra? Kak Aoi, Ren, Hana, Kak Ritsu, Ape?? Touko*histeris*??? Kalian kenapa??? Ko, ko, kamu kenapa?” tanya Suki heran.
Dan datanglah Rui dan Michiko yang lagi asyik jitak-jitakan.
“Suki…. Ko kamu ninggalin kit..” kata mereka berbarengan dan terdiam beberapa saat.
“Kaka kenapa tidur di lantai? Ren juga!! Kak Ritsu, Hana, Ape.. Suki.. kenapa kamu ninggalin kita??” Rui heboh.
“Ihhh lucu.. warna pink! Itu punya siapa Ape?” tanya Michiko sambil menghampiri Ape.
“Touko? Kamu bengek?? Wahhh!!! Gawattt…. Bawa dia!! CEPATTTTT!!!” perintah Takumi yang tiba tiba kembali dengan wajah paniknya. #orang aneh.
Semua yang ada di sana langsung membantu Takumi yang lagi menggeret-geret Touko termasuk Ape yang masih memakai ‘sesuatu’ yang berwarna pink itu.
Semua yang di asrama mengerubuni Touko yang lagi bengek kabina-bina di sofa ruang tengah.
“Ko, kamu sadar dong! “ kata Kazu yang sambil mengelus-elus rambut touko yang bengek.
Plak! Brusss…..
“Bauuuu….. ini sepatu siapa sih? Kaya yang ga dicuci berapa bulan lah!” kata Taiyo sambil melemparkan sepatu itu tepat di hidung Touko.
“He..he…he..haaaahhhh…” suara nafas Touko yang sudah kembali normal berkat sepatu yang dilempar Taiyo.
“Maaf..maaf.. itu sepatu saya” kata Aoi menyerobot ke depan.
“Buset dah kak! Bau bener!!! Ehh..” kata Rui keceplosan.
“Thank you, sepatunya Aoi! Kau membuatnya sembuh dari bengek!” ucap Kazu sambil menciumi sepatu Aoi.
“Maaf, kakak belum sempet cuci sepatu yang ini, maklum sepatu olah raga.. ga apa apa kali ya, kan cowok.. coba kalo kamu dan kamu yang gini, wahh.. pasti kalian habis sama kakak!!!!” kata Aoi sambil nunjuk-nunjuk Suki yang lagi mematung dan Rui yang lagi manyun karena dinasihati.
“Loh kok, jadi kita? Kita ga tau apa-apa!!!” Suki protes. Sedangkan Rui udah bête dengan memancungkan bibir apelnya karena dinasihati terus sama Aoi.
Seketika ruangan hening, jempling, sunyi, senyap, dan tanpa ada kicauan burung sedikitpun juga backsound yang biasanya ada.
 “Eh, ada apa? Kok ribut?” tanya Mara yang baru nimbrung soalnya abis masak.
Rui menunjuk ke arah Ape yang masih memakai ‘sesuatu’ yang berwarna pink itu.
“Aaaaaaaaaaaaa!!!! Apa-apaan kau, Ape! Udah aku bilang jangan sentuh barang-barangku! Dasar cowok tangan gatel!” bentak Mara sambil memukul bokong Ape dengan spatula lalu mengambil ‘sesuatu’ yang berwarna pink itu yang ternyata miliknya.
“Salahkan saja dia! Gara-gara dia, saya dan Ren sampe pingsan!”
“Gara-gara dia, Touko sampe bengek!”
“Gara-gara dia, Michiko jadi kaya yang autis!”
Tanpa berkata apapun, Ape langsung lari pergi meninggalkan ruang teng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar