MICHIKO POV
“Mmm..ah…jam
6 pagi nih!” gumamku.
Sebenernya
aku tuh masih ngantuk, cuman kan hari ini harus sekolah, soalnya ada ulangan
harian fisika. Aku gak mau terlambat lagi Cuma gara-gara salah baca jam.
Gara-gara bangun jam 7, aku jadi gak sempet ulangan matematika 4 hari lalu.
Pokoknya hari ini aku gak boleh terlambat lagi!
Aku bangun
dari tempat tidur dan langsung turun dari tempat tidur. Tapi…
Aw! Uwaaaa!
Kkkk….kkkhh…uhuk! Uhuk!
Ups, aku
lupa kalo si Kuk tidur di lantai gara-gara kasur bawah lagi dijemur dan belum
diangkat sampe sekarang. Aku gak sengaja nginjek lehernya sampe dia kecekek.
Aku cepat-cepat melepaskan kakiku dari lehernya. Ah, iya. Satu lagi, aku minta
tukeran pasangan tidur sama Fumiko, jadi aku kembali sama Kuk, deh.
“Oy,
liat-liat dong! Ada gue disini! Main injek aja lo tanpa pemirsa.” Kuk protes.
“Permisi
kali, bukan pemirsa! Ah, iya, aku minta maaf, Kuk. Aku lupa, aku gak sengaja.
Maafkan aku..”
“Mau kemana
malem malem udah bangun lagi?”
“Ini udah
pagi, Kuk! Liat! Ini jam 6 pagi! Kita harus sekolah!”
“Hah? Sekolah?
Buat apa sekolah? Hari ini kan…”
Dak!
Sebelum Kuk
melanjutkan kata-katanya, aku langsung masuk ke kamar mandi. Aku udah males
dengerin nasihatnya yang tidak menjamin itu bakal baik. Kalo dia gak mau sekolah
juga gapapa kok, toh dia sendiri kan nanti yang bakal rugi. Hari ini kan ada
ulangan fisika, kalo susulan, hiii….kebayang gak tuh ngerjain soalnya diawasi
sama Pak Dayoyet. Mungkin kalo aku yang susulan bisa-bisa aku pingsan ditempat.
Hari ini
agak beda, terasa sepi. Oh, mungkin karena masih jam 6 jadi belum pada
siap-siap semua. Biasanya kan bangunnya jam setengah 7 bahkan lebih dari itu.
Setelah mandi, aku memakai baju seragam yang warnanya paling aku sukai, kemeja
biru pastel dan rok abu-abu tua. Aku bertemu dengan Takumi yang baru keluar
dari kamarnya.
“Hey, udah
bangun juga? Kok sepi ya? Biasanya udah ada Mara, Touko sama Rui yang udah siap
disini. Ini kan udah jam 6.” Kata Takumi padaku.
“Iya, udah.
Aku juga gak tau. Mungkin mereka sedikit terlambat. Mmm..gimana kalo kita
berangkat duluan sebelum mereka pada bangun?” usulku.
“Boleh boleh
aja sih, emang sekolah udah buka jam seginian?”
“Udahlah,
penjaga sekolah kan bukain pagernya pagi banget. Sekalian kita bikini sarapan
buat mereka biar surprise!”
Masak apa ya
hari ini? Ohya, kan masih ada ayam goreng yang tadi malem. Diangetin aja lah
sama bikin nasi goreng. Biasanya kan yang masak Mara atau Kuk, sekarang jadi
aku deh. Gapapa lah, latian masak sekali kali kan boleh.
Selesai!
Akhirnya, aku bisa masak juga meski mengeluarkan keringat kaya lagi ngerjain
soal fisika. Aku menata peralatan makan dll di meja ruang tengah. Biasanya yang
nyiapin ginian tuh Rui. Selain nyiapin gituan, dia juga tukang ngebangunin
orang. Cara ngebanguninnya unik banget loh! Mulai dari diteriakin, ditendangin,
diinjekin, dilemparin jam weker atau bantal, sampe nyumpelin kaos kaki Touko
dan Aoi di idung para target.
“Gimana
makanannya udah siap?” tanya Takumi.
“Udah dong!
Makan aja dulu, aku udah makan tadi. Aku mau liat yang lainnya dulu ya. Tunggu
disini.” Jawabku.
Mereka masih
saja tertidur pulas. Aku kembali ke ruang tengah menghampiri Takumi yang baru
selesai makan. Cepet amat makannya, doyan apa laper ya? Hihihi…
“Kok masih
pada belum bangun ya? Kan udah jam setengah 7 lebih.” Kataku heran.
“Ini hari
kamis, sekolah masuk jam setengah 8 kan?” balas Takumi.
Benar juga,
hari kamis kan sekolah masuk rada siang untuk kelas 9. Aku dan Takumi berangkat
setelah Takumi selesai makan. Diperjalanan, kami berdiskusi tentang soal-soal
fisika yang nanti bakal diulangankan.
“Masih
ditutup.” Kata Takumi.
“Dirantai,
digembok tapi, gemboknya gak dikunci. Berarti ini udah dibuka. Masuk yuk!”
ajakku.
Suasana di
sekolah terasa sangat sangat sepi. Tak seperti biasanya yang sedikit ramai.
Disini sepi, hanya ada aku dan Takumi. Kemana sih yang lain? Giliran aku lagi
semangat sekolah, yang lain pada males sekolah kaya si Kuk. Aku dan Takumi
pergi ke kelas. Kebetulan hari ini kita piket jadi, pulang sekolah gak usah
piket lagi buat hari ini.
“Bosen ya.
Jalan-jalan keliling sekolah aja yuk, Tak!” ajakku.
Takumi
mengangguk tanda setuju. Kami berkeliling sambil bercerita. Banyak yang kita
ceritakan mulai dari keanehan hari ini, orang-orang asrama, pelajaran, sampe
orang yang disukai. Aku baru tau kalo dia itu suka sama seseorang dari kelas
seberang. Kami duduk di bangku taman belakang sekolah. Kami diam beberapa menit
lamanya.
“Udah mau
jam 8 tapi kok belum ada tanda-tanda kehidupan disini ya?” tanya Takumi membuka
pembicaraan.
“Iya, pada
kemana sih? Bentar lagi masuk. Pelajaran pertama kan fisika.” Balasku.
“Guru-guru
juga pada ilang. Kemana sih? Aneh banget!”
Ini
bener-bener aneh! Anak-anak belum pada dating, guru-guru ilang, kantin-kantin
tutup, penjaga sekolah dan lainnya juga gak ada. Bel juga gak bunyi-bunyi. Masa
libur sih? Kan masih hari kamis. Kalo semua gak ada, berarti di sekolah Cuma
ada aku dan Takumi dong? Ah, jangan mikir yang enggak-enggak deh, Chik!
Daripada bingung, nunggu aja lagi. Siapa tau sekolah masuk jam 9 atau jam 10an.
“Haaa…kemana
mereka? Ini udah jam setengah 10 tapi, kenapa mereka belum hadir juga?” kataku
yang udah hampir mati kebosanan.
“Yaudah,
pulang aja, yuk!” ajak Takumi.
Aku menyetujuinya.
Kami pulang ke asrama. Hah? Terkejutlah aku setelah apa yang kami dapat di
asrama. Semuanya memakai celana PDL, sepatu olahraga, jaket, dan ransel yang
terisi penuh. Mereka sedang duduk sila di ruang tamu sambil memejamkan mata
seperti sedang berdoa. Ada apa ini? Tiba-tiba, Touko membuka matanya.
“Michiko,
Takumi! Mereka datang!” seru Touko sambil menunjuk ke arahku dan Takumi.
“Michiko,
kamu dari mana aja sih? Kita semua cemas loh!” Suki berlari menghampiriku lalu
memeluk erat tubuhku.
“Hey, Takumi,
caramu boleh juga tuh!” kata seseorang entah siapa.
“Kalian ini
ngapain sih? Kok gak pada sekolah?” tanyaku heran.
“Dasar anak
bandel, dikasih tau, malah pergi aja!” kata Kuk sambil mendorong jidat unyuku
dengan telunjuknya.
-Flashback-
Jam
menunjukkan pukul 10 malam..banyak sekali yang sudah menguap karena sangat
mengantuk karena ngerjain tugas dari sekolah yang sangat banyak.
“Hmm..besok
hari apa?” tanya Aoi sambil melihat kalender.
“Ala, kau ni
memang budak tak betul! Esok kan hari kamis lah.” Jawab Sakurai dengan wajah
seperti orang mabok.
“Tanggal?”
tanya Aoi lagi.
“Dua lima.
Ngapain sih tanya-tanya. Emangnya kamu mati sesaat jadi lupa sama hari dan
tanggal? Jangan tanya juga bulan, tahun, jam, dan sedang apa kita disini. Ntar
gua jitak juga lu!” ancam Taiyo yang masih rada cenghar.
Suasana
hening sesaat. Aoi yang tadinya udah ngantuk berat, sekarang serasa abis
dibanjur pake air es. Matanya melotot, alisnya terangkat.
“Yuhuuuu!!
Yes, yes, yes! Iyeeeeeyy!! Yahooooo~” soraknya sangat gembira sambil meloncat
kegirangan dan mengayunkan kepalan tangannya.
“Kak Aoi!
Kalo lagi gila, minum obat sana! Jangan liatin kalender!” seru Suki.
Rui yang
kaget kakaknya bertingkah aneh langsung menghampirinya.
“Kenapa sih,
Kak? Heboh amat jadi orang.”
“Kakak mau
tanya, besok hari kamis kan? Tanggal 25, bulan Oktober? Iya kan?” tanya Aoi
histeris sambil mengguncangkan tubuh Rui.
“Iya, emang
kenap..”
Waaaa!!!!!!
Belum sempat Rui melanjutkan kata-katanya, Aoi sudah mengangkatnya dan
melemparnya ke udara.
“Kyaa…!! Turunkan
dia! Itu si bocah, bukan mainan!” perintah Ritsu.
Aoi minta
maaf lalu menurunkan Rui yang udah sempoyongan. Apa yang sedang dihebohkan Aoi?
Ternyata, ada surat yang dibagikan seminggu yang lalu. Surat itu berisi tentang
akan diadakannya acara hiking ke gunung Nagawa untuk seluruh kelas 9 pada
tanggal 25 Oktober. Kelas 7 dan 8 diliburkan. Semua bersorak gembira dan
langsung menghentikan acara bikin tugas buat besok.
“Rapat,
rapat! Semua udah kumpul?” tanya Touko.
“Ah,
udahlah, cepet umumin, gue masih ngantuk banget nih, malem-malem dibangunin!”
protes Kazu.
Bla…bla…bla…bla…
Rapat-rapatan beres. Ternyata, Michiko dan Takumi tak ada yang membangunkannya.
Jadi, mereka tidak tahu kalau besok mereka semua akan ikut hiking jam 10 pagi.
-Flashback
End-
“Oh, jadi,
kalian mau pada ke gunung Nagawa?” tanyaku memastikan.
“Iya! Kalo
lo mau ikutan juga, sekarang cepet-cepet ganti baju terus bawa barang-barang
lo!” suruh Kuk.
Reeuuumm…tin..tin..teeet..netnotnet..
“Hoy, 9-10,
keluar! Ayo, berangkat!” teriak seorang bapak dari luar pagar asrama.
Wah, busnya
udah dating, aku harus cepat! Aku, Suki, Hana, dan Ren pergi keluar asrama.
Yang lainnya mungkin udah pada di bus. Eh, bus? Ini bukan bus tapi, truk!
“Gak pake
bus?” tanyaku pada Hana.
“Bus
darimana, Chik? Di suratnya aja ditulis ‘SISWA BERANGKAT PUKUL 10.00
MENGGUNAKAN TRUK. SATU TRUK, MUAT 30 SISWA.’” Jawabnya.
Gapapa sih
naik truk. Tapi, seenggaknya truk yang buat TNI lah, masa truk bekas embe sih?
Yang nyetirnya juga Pak Dayoyet. Pasti semuanya pada mabok gara-gara nyetirnya
kaya bundadari.
MICHIKO POV
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar