Rabu, 28 November 2012

ANGIN RIBUT UDAHAN, GILIRAN UJAN GEDE PLUS BANJIR ( Part 1 )

Aloha……. Author P baru pulang dari Hawaii, karena itu telat nulisnya… hehehe.. pokonya gak mau tahu! Author P sekarang balik! Oh, iya, sebenarnya ini kisah nyata author, namun ada beberapa hal yang bohong. Dan orang-orang aslinya disamarkan. Yah, bisa tahulah yang mana yang bohong. Kalau gak salah yang di akhir-akhir… pas bagian mahluk itu datang.

Sore itu, Ritsu baru saja pulang dari warnet. Ia tidak bisa pulang dikarenakan Tsunami yang melanda Kota Tokyo. Bohong, deng, cuman banjir kecil biasa, authornya aja yang centil #loh, kok ngejelekin diri sendiri, ya? ulang dari awal, ah. Bahasanya gak enakeun.
Sore itu langit sangat mendung, awan-awan hitamnya menjatuhkan segerombolan air hujan yang gede-gede. Ritsu yang berniat pulang ke asrama, mengurungkan niatnya. Ia diam sebentar di depan warnet Nat.Nit.Not.Net.Nut. ini benar-benar diluar dugaan Ritsu. Ia yang seharusnya pulang ke asrama satu jam lebih awal, mendapatkan dirinya terjebak di sebuah warnet.
Flashback
“Ah, sial! Aku ke sini kan niatnya mau download lagu-lagu sama video cara Tomcat bermetamorfosa, kenapa jadi Flashdisk aku, yang kena virus?”keluh Ritsu sambil memukul-mukul monitor di warnet. *awas, itu kan punya orang!
Berkali-kali ia meng-scan flashdisk-nya dengan spadam dan avirusdah. Namun hasilnya nihil. Tetap saja flashdisknya bervirus. Ia dibantu Fumiko ( Egi ) yang ikut ke warnet terus mengutak-atik flashdisknya yang udah gak ada tutupnya lagi. Segala cara telah dilalui, bahkan Ritsu berkali-kali pindah computer. Dari nomor 7, ke nomor 2, ke nomor 4, balik lagi ke nomor 7, hingga akhirnya ia menyerah di nomor 10. Pada akhirnya, Ritsu dapat menemukan sebuah cara yang baru terpikirkan olehnya. Namun cara itu dirahasiakan oleh author, karena itu benar-benar hebat.
Singkat cerita, pas udah selesai main, plus ngehapus virus, Ritsu dan Fumi langsung keluar dari warnet.
Flashback END
Readers           :           apaan, sih thor? Flashback kok cuman dikit amat?
Author P         :           bodo! Siapa yang nulis? Cerita punya siapa? Yang jadi authornya, siapa? Aku, kan? Yaudahlah. Jadi readers gak usah banyak cing-cong.
Readers           :           tapi, kan…..
Author P         :           Sok, mau ngomong apa lagi?
Readers           :           Ok, ok, kita ngaku eleh, deh.
Balik ke cerita…
Dan pada akhirnya, berakhirlah Ritsu dan Fumi di depan warnet yang namanya panjang tadi.
“Wah, hujan. Gimana, nih?”tanya Ritsu pada Fumi sambil melepas jaketnya.
“Tuh, kan… sudah aku bilang harusnya pulang dari tadi”.
“Ya, kalau gak gara-gara si plesdisk, gak akan kayak begini”
“Terus sekarang gimana?”
“Udah terobos aja, nih pake jaket aku di kepala. Kita berdua lari”usul Ritsu sembari menyematkan jaketnya di kepala Fumi dan kepalanya sendiri di depan orang banyak.
“Apaan, sih? Emangnya kita apaan?”Fumi melepas jaket Ritsu. ia malu dihadapan orang banyak.
“Udahlah, cepetan, aku tinggal, loh”ancaman Ritsu sukses membuat Fumi menurut.
Mereka menyematkan jaket Ritsu di atas kepala mereka. mereka pun mulai berlari, dengan posisi Ritsu di depan dan Fumi di belakang. Udah kaya barongsai, deh #Plak! Berkali-kali Fumi tidak sengaja menginjak sandal Ritsu yang kelogoran. Terpaksa Ritsu harus berhenti berkali-kali agar tidak jatuh. Mobil-mobil juga tidak mau kalah dengan mereka. Mobil-mobil itu melaju dengan sangat cepat tanpa memperdulikan kubangan air becek, sekarang lebih tepatnya banjir di depannya.
Ritsu dan Fumi tidak ingin celana dan kakinya terkena cipratan air, hingga terpaksa mereka sesekali menghentikan langkahnya. Pada saat mobil-mobil itu melaju dengan saat cepat, Fumi menjadikan jaket Ritsu sebagai tameng agar tidak terkena cipratan air. Ritsu pun tertarik ke belakang dan berhasil menginjak Fumi. Fumi yang kesakitan refleks mendorong Ritsu yang membuat tubuhnya sendiri tertarik ke depan. Fuuuhhh….. mereka bersyukur mereka tidak jatuh.
BRAVO…… pada akhirnya mereka sampai di gapura komplek asrama mereka. Harus menempuh jarak 70 meter untuk sampai di asrama. Mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar.
“Ah, hujannya makin gede aja!”Ritsu menggerutu.
“Bentar dulu, deh. Mungkin aja sebentar lagi berhenti”Fumi menenangkan dengan santai.
“Berapa lama lagi kita harus menunggu?”
“Lima menit”jawab Fumi singkat.
5 menit pun berlalu….
“Gimana? Mau terobos lagi?”tanya Ritsu tidak sabar.
“Lima menit lagi, deh”
5 menit….
10 menit….
12,5 menit……
12, ¾ menit……..
“Ah, hujannya malah tambah gede! Mending terobos aja!”Ritsu tidak sabar.
Glegarrrrr!!! Doaarrr!!! Mbeee…..!!!
Suara geledek menyambar-nyambar.
“Kya… ok, ayo kita terobos hujannya sekarang juga”ujar Fumi.
“Nanti saja. Lima menit lagi. Kalau kita lari sekarang, lihat sekeliling kita, semuanya rumput. Nanti kalau petir nyambar, kita, lagi yang kena”Ritsu berubah pikiran.
1 menit….
2 menit…
3 menit…
4 menit….
5 menit….
6 menit….
7 menit…..
8 menit….
9 menit…
Readers  : Thor, kalau sampai sepuluh menit ditulis semua, dapet gelas cantik, dah.
Author : biarin, dong kan harus di dramatisir.
Hujan tak kunjung mengecil. Mereka memutuskan untuk kembali menerobos dengan posisi Ritsu tetap di depan. Tidak jauh berbeda dengan yang awal, tak henti-hentinya Fumi menginjak sandal logor Ritsu. bedanya, sekarang sandal Ritsu lepas terus ketinggalan di belakang.
“Ah, kamumah… kita neduh dulu di situ”Ritsu menunjuk sebuah rumah.
Mereka tiba di rumah tersebut. Ternyata di terasnya sedang ada pemiliknya bersama para tamu sedang mengobrol. Betapa malunya Ritsu dan Fumi. Fumi memutuskan untuk lari kembali ke asrama meninggalkan Ritsu yang kembali untuk mengambil sendalanya yang ngambang-nganmbang gak jelas arahnya kemana. Setelah berhasil mengambil sendalnya dan ditertawai oleh nenek-nenek tetangga, Ritsu berlari secepat kilat ke asramanya. Sesaat setelah Ritsu tiba di depan gerbang asrama, Bapak alay nan membahana tiba-tiba datang dari belakang yang sukses membuat Ritsu terpeleset karena kaget. Sungguh disayangkan, padahal baju yang dikenakan Ritsu itu baju baru pemberian Asuka dari Pangandaran kemarin. Celananya baru dibeli minggu kemarin di Cicalengka. Jam tangannya baru nemu di Cimindi. Iket rambutnya sumbangan dari teteh-teteh di Cihideung. Sandal longgarnya ia dapet dari games yang diadakan di Cijerah.
Readers  : Thor, ini tuh Jepang, bukan Cimahi!
Author    :  Loh, yang nulis siapa?
Readers  : Tapi thor, ini tuh gak masuk di akal. Di atlas juga Cimindi dan kawan-kawannya gak ada di Jepang.
Author  :  Yang punya cerita siapa?
Readers  : Denger dulu, ya, Thor. Secara Logis dilihat dari sisi miring sebelah kirinya, dan dalam bidang sosiologi-ekonomi-dan geografis, Jepang tuh gak ada yang begituan..
Author  : Kan yang nulis….
Readers  : Aduh, author, kami tahu kalau author itu memang bodoh, tapi jangan segininya juga
Author  : Ih, tapi kan…
Readers  : Author…
Author  : Gawat, pemirsa, sekarang aku yang eleh, euy. *langsung curhat ke pemirsa gara-gara gak didenger sama readers.
Balik ke cerita, ah…. #inget, thor, istigfar, istigfar, jangan melenceng kemana-mana lagi.
Ritsu pun kesal dengan kedatangan Bapak alay yang hendak menengok murid-muridnya. Ritsu mendorong keras si bapak alay ke belakang sampai payung unyu si bapak alay terbang entah kemana. Ternyata oh ternyata, Ritsu mendorong bapak alay ke selokan. Akhirnya bapak alay pun hanyut terbawa arus banjir. Ritsu hanya tertawa bagaikan peran antagonis di sinetron-sinetron, yang lebay gitu, deh. Lalu dengan cepat ia berlari ke asrama untuk menghangatkan badan.
BERSAMBUNG KE PART 2
Maaf, dikarenakan author pundung pada readers, ia menghentikan cerita part satunya sampai di sini. Silahkan baca part 2-nya di bawah. Gak jauh-jauh, kok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar