Aloha……. Author P baru pulang dari Hawaii,
karena itu telat nulisnya… hehehe.. pokonya gak mau tahu! Author P sekarang
balik! Oh, iya, sebenarnya ini kisah nyata author, namun ada beberapa hal yang
bohong. Dan orang-orang aslinya disamarkan. Yah, bisa tahulah yang mana yang
bohong. Kalau gak salah yang di akhir-akhir… pas bagian mahluk itu datang.
Sore itu, Ritsu baru
saja pulang dari warnet. Ia tidak bisa pulang dikarenakan Tsunami yang melanda
Kota Tokyo. Bohong, deng, cuman banjir kecil biasa, authornya aja yang centil
#loh, kok ngejelekin diri sendiri, ya? ulang dari awal, ah. Bahasanya gak
enakeun.
Sore itu langit sangat
mendung, awan-awan hitamnya menjatuhkan segerombolan air hujan yang gede-gede.
Ritsu yang berniat pulang ke asrama, mengurungkan niatnya. Ia diam sebentar di
depan warnet Nat.Nit.Not.Net.Nut. ini benar-benar diluar dugaan Ritsu. Ia yang
seharusnya pulang ke asrama satu jam lebih awal, mendapatkan dirinya terjebak
di sebuah warnet.
Flashback
“Ah, sial! Aku ke sini
kan niatnya mau download lagu-lagu sama video cara Tomcat bermetamorfosa,
kenapa jadi Flashdisk aku, yang kena virus?”keluh Ritsu sambil memukul-mukul
monitor di warnet. *awas, itu kan punya orang!
Berkali-kali ia
meng-scan flashdisk-nya dengan spadam dan avirusdah. Namun hasilnya nihil.
Tetap saja flashdisknya bervirus. Ia dibantu Fumiko ( Egi ) yang ikut ke warnet
terus mengutak-atik flashdisknya yang udah gak ada tutupnya lagi. Segala cara
telah dilalui, bahkan Ritsu berkali-kali pindah computer. Dari nomor 7, ke
nomor 2, ke nomor 4, balik lagi ke nomor 7, hingga akhirnya ia menyerah di
nomor 10. Pada akhirnya, Ritsu dapat menemukan sebuah cara yang baru
terpikirkan olehnya. Namun cara itu dirahasiakan oleh author, karena itu
benar-benar hebat.
Singkat cerita, pas
udah selesai main, plus ngehapus virus, Ritsu dan Fumi langsung keluar dari
warnet.
Flashback END
Readers : apaan,
sih thor? Flashback kok cuman dikit amat?
Author P : bodo!
Siapa yang nulis? Cerita punya siapa? Yang jadi authornya, siapa? Aku, kan?
Yaudahlah. Jadi readers gak usah banyak cing-cong.
Readers : tapi,
kan…..
Author P :
Sok, mau ngomong apa lagi?
Readers : Ok,
ok, kita ngaku eleh, deh.
Balik
ke cerita…
Dan pada akhirnya,
berakhirlah Ritsu dan Fumi di depan warnet yang namanya panjang tadi.
“Wah, hujan. Gimana,
nih?”tanya Ritsu pada Fumi sambil melepas jaketnya.
“Tuh, kan… sudah aku
bilang harusnya pulang dari tadi”.
“Ya, kalau gak
gara-gara si plesdisk, gak akan kayak begini”
“Terus sekarang
gimana?”
“Udah terobos aja, nih
pake jaket aku di kepala. Kita berdua lari”usul Ritsu sembari menyematkan
jaketnya di kepala Fumi dan kepalanya sendiri di depan orang banyak.
“Apaan, sih? Emangnya
kita apaan?”Fumi melepas jaket Ritsu. ia malu dihadapan orang banyak.
“Udahlah, cepetan, aku
tinggal, loh”ancaman Ritsu sukses membuat Fumi menurut.
Mereka menyematkan
jaket Ritsu di atas kepala mereka. mereka pun mulai berlari, dengan posisi
Ritsu di depan dan Fumi di belakang. Udah kaya barongsai, deh #Plak!
Berkali-kali Fumi tidak sengaja menginjak sandal Ritsu yang kelogoran. Terpaksa
Ritsu harus berhenti berkali-kali agar tidak jatuh. Mobil-mobil juga tidak mau
kalah dengan mereka. Mobil-mobil itu melaju dengan sangat cepat tanpa
memperdulikan kubangan air becek, sekarang lebih tepatnya banjir di depannya.
Ritsu dan Fumi tidak
ingin celana dan kakinya terkena cipratan air, hingga terpaksa mereka sesekali
menghentikan langkahnya. Pada saat mobil-mobil itu melaju dengan saat cepat,
Fumi menjadikan jaket Ritsu sebagai tameng agar tidak terkena cipratan air.
Ritsu pun tertarik ke belakang dan berhasil menginjak Fumi. Fumi yang kesakitan
refleks mendorong Ritsu yang membuat tubuhnya sendiri tertarik ke depan.
Fuuuhhh….. mereka bersyukur mereka tidak jatuh.
BRAVO…… pada akhirnya
mereka sampai di gapura komplek asrama mereka. Harus menempuh jarak 70 meter
untuk sampai di asrama. Mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar.
“Ah, hujannya makin
gede aja!”Ritsu menggerutu.
“Bentar dulu, deh.
Mungkin aja sebentar lagi berhenti”Fumi menenangkan dengan santai.
“Berapa lama lagi kita
harus menunggu?”
“Lima menit”jawab Fumi
singkat.
5 menit pun berlalu….
“Gimana? Mau terobos
lagi?”tanya Ritsu tidak sabar.
“Lima menit lagi, deh”
5 menit….
10 menit….
12,5 menit……
12, ¾ menit……..
“Ah, hujannya malah
tambah gede! Mending terobos aja!”Ritsu tidak sabar.
Glegarrrrr!!!
Doaarrr!!! Mbeee…..!!!
Suara geledek
menyambar-nyambar.
“Kya… ok, ayo kita
terobos hujannya sekarang juga”ujar Fumi.
“Nanti saja. Lima menit
lagi. Kalau kita lari sekarang, lihat sekeliling kita, semuanya rumput. Nanti
kalau petir nyambar, kita, lagi yang kena”Ritsu berubah pikiran.
1 menit….
2 menit…
3 menit…
4 menit….
5 menit….
6 menit….
7 menit…..
8 menit….
9 menit…
Readers : Thor, kalau sampai sepuluh menit ditulis
semua, dapet gelas cantik, dah.
Author : biarin, dong
kan harus di dramatisir.
Hujan tak kunjung
mengecil. Mereka memutuskan untuk kembali menerobos dengan posisi Ritsu tetap
di depan. Tidak jauh berbeda dengan yang awal, tak henti-hentinya Fumi
menginjak sandal logor Ritsu. bedanya, sekarang sandal Ritsu lepas terus
ketinggalan di belakang.
“Ah, kamumah… kita
neduh dulu di situ”Ritsu menunjuk sebuah rumah.
Mereka tiba di rumah
tersebut. Ternyata di terasnya sedang ada pemiliknya bersama para tamu sedang
mengobrol. Betapa malunya Ritsu dan Fumi. Fumi memutuskan untuk lari kembali ke
asrama meninggalkan Ritsu yang kembali untuk mengambil sendalanya yang
ngambang-nganmbang gak jelas arahnya kemana. Setelah berhasil mengambil
sendalnya dan ditertawai oleh nenek-nenek tetangga, Ritsu berlari secepat kilat
ke asramanya. Sesaat setelah Ritsu tiba di depan gerbang asrama, Bapak alay nan
membahana tiba-tiba datang dari belakang yang sukses membuat Ritsu terpeleset
karena kaget. Sungguh disayangkan, padahal baju yang dikenakan Ritsu itu baju
baru pemberian Asuka dari Pangandaran kemarin. Celananya baru dibeli minggu
kemarin di Cicalengka. Jam tangannya baru nemu di Cimindi. Iket rambutnya
sumbangan dari teteh-teteh di Cihideung. Sandal longgarnya ia dapet dari games
yang diadakan di Cijerah.
Readers : Thor, ini tuh Jepang, bukan Cimahi!
Author : Loh, yang nulis siapa?
Readers : Tapi thor, ini tuh gak masuk di akal. Di
atlas juga Cimindi dan kawan-kawannya gak ada di Jepang.
Author : Yang
punya cerita siapa?
Readers : Denger dulu, ya, Thor. Secara Logis dilihat
dari sisi miring sebelah kirinya, dan dalam bidang sosiologi-ekonomi-dan
geografis, Jepang tuh gak ada yang begituan..
Author : Kan yang nulis….
Readers : Aduh, author, kami tahu kalau author itu
memang bodoh, tapi jangan segininya juga
Author : Ih, tapi kan…
Readers : Author…
Author : Gawat, pemirsa, sekarang aku yang eleh,
euy. *langsung curhat ke pemirsa gara-gara gak didenger sama readers.
Balik
ke cerita, ah…. #inget, thor, istigfar, istigfar, jangan melenceng kemana-mana
lagi.
Ritsu pun kesal dengan
kedatangan Bapak alay yang hendak menengok murid-muridnya. Ritsu mendorong
keras si bapak alay ke belakang sampai payung unyu si bapak alay terbang entah
kemana. Ternyata oh ternyata, Ritsu mendorong bapak alay ke selokan. Akhirnya
bapak alay pun hanyut terbawa arus banjir. Ritsu hanya tertawa bagaikan peran
antagonis di sinetron-sinetron, yang lebay gitu, deh. Lalu dengan cepat ia
berlari ke asrama untuk menghangatkan badan.
BERSAMBUNG KE PART 2
Maaf,
dikarenakan author pundung pada readers, ia menghentikan cerita part satunya
sampai di sini. Silahkan baca part 2-nya di bawah. Gak jauh-jauh, kok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar